meta keyword --->

Friday 4 March 2016

Cara Menggunakan Microphone Dalam Film, Video, dan TV

Indie filmmakers di MIND 8 Course
“Kadang-kadang kita ini bikin film selalu audionya kacau, suaranya kadang juga kecil... nah kemarin malah audionnya pecah.., itu gimana ya caranya biar bagus, audio yang kita rekam” dalam satu workshop pertanyaan ini pun tidak satu dua kali muncul bahkan berkali-kali. Saya akan memulainya dari yang paling sederhana, esensi video dan film seebenarnya rangakian utuh karya audio dan visual bukan hanya mengandalkan visual saja atau audio saja. Banyak para filmmakers dan videomakers pemula yang gagal dalam proses penggarapan audio, terutama audio untuk dialog.

Apakah mereka tidak paham atau mengerti? Tentu bukan itu pertanyaannya, semua paham. Namun sebagian para filmmakers dan videomakers pemula rata-rata pada saat awal penggarapan mereka lebih menitik fokuskan kepada visual saja, urusan audio agak diabaikan. Nah.. mulai sekarang urusan audio sama-sama diprioritaskan, sama pentingnya dengan visual.

Saya akan memulai pembahasan dari klasifikasi garapan video atau film yang akan kita produksi. Pertama mari kita lihat, klasifikasi dan karakter mikropon yang diperlukan oleh produksi konten video, film maupun televisi.

Mikropon Untuk Drama
Drama televisi berbeda dengan drama radio, karena drama televisi pasti diusahakan mik tidak terlihat oleh kamera. Maka perlu dipasang GUN MIC (berjenis condenser) dengan polar patern super cardioid. Mik digantung dengan ketinggian tertentu pada boom stand diusahakan sudut 30 derajat diarahkan pada si pemain/aktor/aktris.

Profesional filmmakers
Karena biasanya pemain/aktor/aktris tidak statis pada arah dan jarak tertentu maka perlu seseorang yang memegang stik boom+fishpol yaitu seorang boomer untuk menjaga jarak dan arah mik tersebut tetap pada posisi yang baik, sehingga bisa didapatkan hasil yang maksimal kita harapkan.

Merekam di lokasi yang banyak gangguan noise, menurut pengalaman saya sangat sukar mendapatkan balancing (keseimbangan) antara noise dengan sumber suara yang kita kehendaki. Misalkan di bandara, terminal, stasiun, pinggir jalan raya, dekat pabrik, dll, maka kita harus hati-hati jangan sampai noise justru lebih dominan dari pada suara yang kita kehendaki.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat rekaman audio untuk lokasi yang noisenya terlalu dominan adalah :
1. Sumber suara kita dekatkan semaksimal mungkin dengan mik (jangan sampai suara pecah).
2. Lokasi kita isolasi dengan kain (sound blanked)
3. Menggunakan mik khusus super cardioid atau clip on.
4. Memasang wind screen (wind shield) pada mik.

Wind Shield
Perangkat elastis mic boom (bisa bergerak kemana pun)
Teknik Pengoperasian Boom Mic 
Mikropon boom merupakan perangkat mikropon yang memiliki dua komponen utama. Pada bagian pertama mikropon boom merupakan perangkat yang secara elastis dapat bergerak dengan bebas, sedangkan komponen lainnya merupakan preambulator (preamp) yang berfungsi untuk mengoperasikan peralatannya. Pada bagian dari komponen boom inilah sebuah mikropon dipasang, dan dengan bantuan seorang operator boom (boomer), mikropon tersebut dapat dioperasikan dengan mengikuti gerakan-gerakan para pemain. Tuntunan untuk mengoperasikan boom dibutuhkan teknik yang tinggi, karena baik mikropon maupun bayangannya selalu harus diusahakan untuk tidak terlihat atau muncul dalam layar televisi/film (tidak bocor). Kemudian untuk meningkatkan kemampuan seorang operator boom selalu melakukan percobaan-percobaan dan latihan bloking secara terus-menerus termasuk dalam hal melatih kepekaannya, sehingga dapat menghasilkan kualitas suara yang bersifat alami, perspektif dan sempurna. Berikut ini ada beberapa catatan penting dalam pengoperasian boom mic :

Perangkat elastis dapat bergerak bebas dan perangkat preamp mic boom

(1) Pahamilah dengan cermat sudut kamera dan ukuran gambar
Anda harus memahami betul tentang hubungan antara sudut dari mikropon boom dan angle dari kamera. Anda seharusnya menggeser posisi mik dengan tetap mempertahankan besar derajat sudutnya jika Anda ingin mendapatkan hasil suara yang sesuai dengan ukuran gambarnya.

(2) Kesalahan-kesalahan dengan peletakan posisi mikropon yang biasa dilakukan. Kadang-kadang Anda melakukan kesalahan dalam memilih posisi yang terlalu statis untuk mikropon, hal ini disebabkan karena Anda enggan untuk menggeser mikropon yang diarahkan kepada pemain, sehingga Anda lebih memilih mengambil sudut yang terlampau besar. Akibatnya suara yang didapat pun tidak maksimal.

(3) Jarak mikropon dengan sumber suara.
Tetap berusaha mengikuti gerakan-gerakan para pemain, sangatlah penting untuk dapat tetap menjaga jarak dan ketepatan besarnya sudut. Jika besar jarak atau sudut tersebut berubah, maka nada suaranya juga akan berubah, karena dalam hal ini ada hubungannya dengan perbandingan antara suara yang langsung dapat diterima/ditangkap oleh mikropon dengan yang tidak. Anda juga harus dapat menciptakan hasil rekaman dialog yang bagus perspektifnya.

(4) Mengembangkan / menyesuaikan suara dengan take shoot
Take shoot yang terlihat di layar akan selalu berubah sesuai dengan kebutuhan shot list, biasanya gambar yang dihasilkan dari pengambilan gambar disesuaikan dengan type of shot, misalnya: dari Close-Up ke gambar Long Shot. Pada saat seorang boomer harus mampu merekam suara yang sesuai dengan ukuran gambar (type of shot) agar memiliki kepekaan terhadap jaraknya.

Di dalam program acara drama (film), jenis mikropon boom-lah yang paling sering digunakan untuk merekam baik di dalam studio atau di luar studio. Namun demikian, bilamana mikropon-mikropon boom ternyata tidak dapat digunakan karena kondisi dari set studio (dekorasi) atau hal lainnya, maka boom tangan (fishpole) atau mikropon suspensi atau mik yang tersembunyi termasuk mikropon tanpa kabel (wireless mic) adalah sebagai alternatif dapat digunakan dalam perekaman program acara televisi drama.
AYO KURSUS KREATIF  | BROADCAST TV | FILMMAKING | GRAPHIC DESIGN | MULTIMEDIA [belajar broadcast ya disini tempatnya]

Microphone rekomendasi
Indoor Microphones (hyper cardioids and cardioids):
Mid priced: Sennheiser ME64,
High-end: Neumann KM150, DPA 4017B,
Haven’t used but others rave - Schoeps MK41

Outdoor Microphones (Shotguns):
Mid priced: Shure VP89 series, Sennheiser ME series.
Haven’t used but others like - Audio-Technica series, Rode NTG series
High-end: Sennheiser MKH series, Neumann KMR series.
Haven’t used but others rave - Sanken series

Lavaliere Microphones:
High-end: Sanken COS11D, Tram TR50, Countryman B6

Video Camera-mounted Microphones:
Mid priced: Sennheiser ME64, Rode NTG-3, Sennheiser MKE600

DSLR camera-mounted Microphones:
Mid Prices: Rode VideoMic Pro, Shure VP83, Sennheiser MKE400
High-end: Shure VP83F


Oleh : Anton Mabruri – Praktisi Broadcast, Filmmaker, dan Penulis 
Like Me Anton Mabruri KN 
Follow Me Anton Mabruri KN

No comments:
Write komentar

Kamu tertarik dengan dunia BROADCAST TV, FILMMAKING, CONTENT CREATORS, MULTIMEDIA, dari kami?
Klik Subscribe untuk update !