Ada pendapat demikian "Ada beberapa tipe sekolah yang mau menerima murid saja tapi tak mau memberikan fasilitas sebagai haknya murid untuk belajar dan mengembangkan bakat-bakatnya, menurut saya jenis sekolah ini "kejam". Sekolah jenis ini baiknya jangan dipilih untuk kalian belajar... cari sekolah yang benar-benar memenuhi standar belajar." Anton Mabruri
Broadcasting awal tahun 2000-an menjadi sesuatu yang mendadak perlu dan penting untuk dipelajari hingga di awal tahun tersebut banyak sekali stasiun tv dan stasiun radio berdiri hingga lembaga pendidikan [Perguruan Tinggi dan Sekloah Menengah Kejuruan] pun mulai banyak berdiri. Nah... Broadcasting sendiri secara harfiah adalah proses pengiriman sinyal/pesan ke berbagai lokasi secara bersamaan baik melalui satelit, radio, televisi, komunikasi data pada jaringan dan lain sebagainya.
Sedangkan menurut UU Penyiaran No. 32 tahun 2002 penjelasan tentang dunia broadcast terbagi menjadi 2 yakni siaran (broadcast: kamus bahasa inggris) dan penyiaran (broadcasting: kamus bahasa inggris) yang masing-masing memiliki definisi sendiri-sendiri. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Dan inilah menjadi fokus dalam SMK/PT Broadcast TV yakni membuat pesan (konten) siaran tv bukan belajar sistem penyiaran. Mari kita lihat definisinya, penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Penyiaran ini juga menjadi disiplin ilmu tersendiri karena ketika Anda belajar broadcasting berarti Anda belajar bagaimana merakit atau membuat transmisi perangkat broadcast. Hal ini berlaku juga untuk broadcast dan broadcasting radio. Bagaimana? jelaskan perebedaannya.
Nah bagaimana memilih SMK broadcast tv yang baik, berikut tipsnya:
1. Perhatikan SDA [Sumber Daya Alat]
2. Perhatikan SDM [Sumber Daya Manusia]
SDA [Sumber Daya Alat]
Sekarang ini banyak jurusan SMK broadcast tv dibuka, namun dari kebanyakan yang buka belum tahu bagaimana melengkapi peralatannya bahkan terkesan asal, tak harus lengkap tapi yang terpenting adalah rasio penggunaan. Idealnya satu alat itu dapat digunakan oleh maksimal 3 orang tak boleh lebih. Kemampuan alat perlu dipertimbangkan mengingat teknologi jaman ini sudah begitu canggih peralatan yang dimiliki pun harus canggih [baca: up date]. Peralatan ini terbagi menjadi 2 yakni analog dan digital, dengan jumlah minimal setiap lembaga pendidikan wajib punya sebagai daya dukung pendidikan dan pelatihan. Tetapi biasanya ada lembaga pendidikan yang hanya mempunyai peralatan analog atau digital saja, ini harus dipertimbangkan resikonya Anda yang ingin belajar nanti hanya separuh-separuh alias tidak full.
Selain alat, menjadi pertimbangan selanjutnya adalah tempat berkarya/ruang praktik. Di broadcast ada yang disebut ruang praktikum yang disebut Studio floor atau studio saja, di sana pusat berlatih dan belajar dilaksnakan. Berikutnya adalah MCR [master control room] ruang ini terintgrasi dengan studio floor. Ruang pendukung yang lain adalah library audio visual alias home theatre, ruang ini digunakan sebagai ruang untuk proses belajar audio visual dan kajian yang bersifat audio visual. Ruang kelas menjadi pertimbangan terakhir selain harus diperhatikan lingkungan sekitaran lembaga pendidikan. Selain dapat dipakai untuk praktik lapangan, lingkungan sekitar juga dapat mendukung kenyamanan belajar Anda jadi pertimbangkan lingkungan sekitar itu luas tidak sempit apalagi nyempil ditengah pemukiman. Bila ada sekolah broadcast yang nyempil di perkampungan padat sebaiknya jangan diteruskan kondisi tersebut tidak akan nyaman untuk Anda yang ingin berekplorasi.
SDM [Sumber Daya Manusia]
Sudah pasti ini menyangkut tenaga pengajar, yang dipertimbangkan pertama adalah jumlah guru produktif. Jangan dipilih bila di Lembaga Pendidikan tersebut hanya mempunyai 1 atau 2 guru produktif, minimal ideal adalah 4 guru produktif sebab dengan 4 guru produktif ini cukup membantu proses kreasi Anda dalam berkarya. Perhatikan pula guru produktif tersebut aktif di dunia industri, jadi bukan sekadar guru yang ngajar. Hal ini penting karena aplikasi ilmu yang didapatkan Anda jauh akan lebih banyak dan up date. Bila sudah menghasilkan lulusan, pastikan lulusannya terserap di dunia industri minimal dia mandiri membuka usaha sendiri.
Terakhir jangan malu bertanya jika Anda ragu, malu bertanya sesat di jalan.
No comments:
Write komentar