Diskusi di group Whats up AGBI diawali dari seorang teman pengajar di SMK N 1 Kendal, mempertanyakan apa beda Multimedia dan Broadcast? Diskusi ini akan mejadi kunci terurainya perbedaan Broadcast dan Multimedia, diskusi ini juga saya akan bagi menjadi 2 sesi.
Bu Laila : Animo masuk broadacast di Kendal juga masih rendah.. ini PR buat kita. Kemarin Pak Try, Ulin konsen ke workshop film pendek dan pemutaran BIORA/Bioskop Rakyat alhamdulillah dengan berpeluh-peluh akhirnya banyak anak-anak SMP dan masyarakat umum yang melek dengan jurusan kita (Broadcast).
Kemudian Bu lela menunjukkan poster dan beberapa foto yang berkaitan dengan kegiatan tersebut di atas dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh SMK N 1 Kendal.
Saya (Anton): ini memang PR besar buat kita tidak hanya di Kendal tetapi di semua daerah.. Lucunya mereka hanya tahu SMK Multimedia adalah SMK Film dan TV.. jadi broadcast masih asing bagi mereka.
Bu Laila : Saya tetep konsern pure di broadcast.. andai nuwun sewu temen-teman MM konsern ke ranah kita (BC) ada baiknya punya konsekuensi yang jelas, karena kita (BC) sudah di rel yang jelas. Saya sampai bilang ke kajur MM kalau memang njenengan pengin membuat film pendek, dukumenter, program tv ya harus ganti baju.
Saya : hue..hue.. leres niku bu... MM mestinya bereksplorasi dengan komputer.. saya sudah berdiskusi dengan dosen saya Mas Naratama faktanya di AS sana MM lebih kepada karya interaktif. Ini WAnya Mas Nara "Multimedia reaches variuos aspects, tapi intinya to generate the source of computer through images, text, animation sampai foto, video dan interactive messages. Dan video adalah salah satu source dari multimedia, nah yang penting adalah memaksimalkan semua source ini untuk tujuan komunikasi lewat sosial media dan digital online".
Laila : Yes it's true.. silahkan rekan-rekan MM concern how to create of interactive media, so it's clear enough which is the border, isn't it?
Saya : That's right
Bu Laila : So.. we must serious to face this distinguinish problem... it's not fair they want, if we respect their job disc. So the must obey of the rule... ah it's not fair..
Pak Affras : Terima kasih teman-teman SMK N 1 Kendal sudah berani menagtakan yang benar tentang broadcast ini itu dan multimedia itu yang itu.. bukan ini!! Buat teman-teman AGBI kita harus bersama-sama dengan saudara kita MM untuk membagi roti yang jelas, generasi mendatang harus membuat garapan (karya) dan komptenesi yang real.
Bu Laila : hopefully... there is a way to ever come this matter wisely :) love AGBI harga mati prestasi kita juga untuk AGBI
Pak Afras : Teman-teman AGBI kita harus rapatkan barisan dengan teman-teman MM untuk menyusun kurikulum yang jelas... agar industri juga jelas bisa menerima lulusan kita.
Pak Nurdiansyah : Kalau dual comptency...itu bagaiman Yah?
Ki Hartanto : Kalau boleh saya urun rembug, selama ini siswa/i MM baik yang pernah Prakerin (Praktik Kerja Industri) di Grabag TV maupun tidak, lebih dari 70% minat mereka di bidang Film dan Program TV.
Kemudian diskusi sempat terpotong dengan pembahasan agenda kegiatan AGBI di SMKN 1 Semarang tanggal 5 Juni mendatang khusus untuk Korwil Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Saya : Sama seperti di Mind 8 Pro, sebaiknya bagaimana ya Ki? Atau ada saran dari teman-teman lain.. saya pribadi kalau dapat order job Multimedia bentuknya pasti pengerjaan background motion graphic bukan untuk syuting atau foto.
Ki Hartanto : Saya pernah dengar kabar bahwa kurikulum MM akan ditinjau ulang, tapi perlu penulusuran apakah kurikulum MM sudah berdasar link & match. Yang mencemaskan ada lebih 1300 SMK jurusan MM. Terkadang sering terjadi overlap antara MM, BC, dan AN (Animasi). Kalau disetujui teman-teman saya akan programkan di LP3M IKJ sebagai program pra penelitian.
Saya : Saya bahkan pernah menemukan buku berjudul "Dasar-dasar Multimedia" ketika saya baca, saya kaget luar biasa isinya lebih kepada materi Editing Video dan Dasar-dasar produksi program acara tv.
Pak Affras : Iya betul Pak Har... kurikulum MM sedang dalam tanya jawab, di perguruan tinggi juga tidak banyak yang punya Fakultas MM dan link & match saya berkeyakinan industri belum ada.
Saya : Saya setuju Ki... Siap!! untuk mencoba membahas overlap antara MM, BC, dan AN
Pak Affras : ini PR besar buat kita Pak Har... kita perlu masukan teman-teman Perguruan Tinggi dan Indsutri.
Saya : Dunia penyiaran, perfilman, advertising, PR/communication corp sangat tipis bedanya, dominan media supportnya adalah lulusan BC, AN, dan MM
Ki Hartanto : Yang paling awal dan paling penting adalah pendataan DU/DI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) dulu.
Bu Laila pun menyela dengan begitu sumringahnya melihat diskusi tentang MM vs BC + vs AN menjadi makin seru dan terlihat jelas permasalahannya.
Bu Laila : Duuh.. senengnya langsung direspon dan dibahas, semoga ada jalan terbaik Pak Tanto, Mas Anton, Pak Affras
Pak Affras : Iya Pak Har.. kalau DU/DI bidang MM yang relevan itu susah Pak, keculai DU/DI BC dan AN itu jelas Pak... Iya Mbak Lela, kita semua sudah lama juga merasakan kegalauan ini, yang pasti kami butuh masukan dari teman-teman juga agar segera ada solusi pemecahannya.
Bu Laila : Iya Pak... sedih kami di lapangan, apalagi di SMK kami ada 2 jurusan tersebut MM dan BC
Pak Affras : Data informasi dari Mbak Lela tetap kami gunakan, terima kasih sudah membangunkan tidur kami (AGBI) hehehe...
Saya : Sebenarnya cikal bakal MM itu dari mana ya? karena saya kurang tahu dari mana sumbernya? Di SMKN 1 Kendal sendiri MM berdiri sejak kapan? dan kita punya PR besar mempunyai 1300 SMK MM dan 85 SMK BC (resmi anggota AGBI) serta ... SMK ANM
Bu Laila : Sejak 2005 mas, bareng sama PPTF dulu sebelum BC, sampai sekarang overlap loh mas..
Pak Affras : Kalau sejarah awalnya itu mas, sejak ada jurusan RPL/Reparasi Perangkat Lunak dan TKJ
Pak Nurdiansyah : Nggih leres niku setunggal rumpun TKJ, MM, RPL (iya benar itu, satu rumpun TKJ, MM, RPL)
Saya : Saya dulu sempat jadi Kaprog di MM tapi tidak lama, saat itu saya mencoba membawa siswa/i ke rel pembelajaran sesuai DU/DI mereka sangat enjoy, padahal waktu itu berdampingan pula dengan jurusan BC.
Bu Laila : Kalau konsisten dan masing-masing sesuai rel sih tidak apa-apa, kalau overlap kemudian disadari atau tidak nama Multimedia lebih marketable di banding Broadcast apalagi TP3R... ribet bung... hehehe...
Pak Afras : Cuma memang Broadcast masih awam untuk kebanyakan orang, nah dulu orang-orang RPL dan TKJ dengan anak-anak IT iseng membuat program mengolah gambar/foto kemudian muncul MM, kalau mau detil nanti tanya sama Mas Ono Purbo karena saya masih ingat beliau yang cerita waktu membuat kurikulum TKJ.
Saya : Sudah semrawut dibuat kusut hehehehe... saya sependat dengan Ki Tanto untuk membuat penelitian dan penelaahan sesegera mungkin apalagi kita sudah mempunyai rumah baru AMAVKI (Asosiasi Media Audio Visual Komunitas Indonesia) dan banyak Dewan Pakar di sana.
Pak Affras : Mungkin Pak Hartanto bisa menanyakan ke Mas Ono Purbo bila ketemu hehehe... Ini teman-teman Jogja Bantul juga harus tahu lho.. Agustin dan Bu Camardini mudah-mudahan bisa ngobrol dengan Pak Gatot. Sehingga kita lebih afdol melangkah dalam membuat pra penelitian.
Ki Tanto : Istilah Multimedia sebenarnya sudah lebih lama dipakai dalam seni pertunjukan. Pertunjukan yang menggunakan media panggung, tata cahaya, audio, slide program dan video. Kemudian begitu teknologi komputer berkembang pesat berumah menjadi penggunaan teknologi komputer untuk menyusun dan menyajikan teks, audio, gambar diam dan gambar bergerak melalui tampilan grafis, interkoneksi dan jaringan untuk kepentingan komunikasi promosi, interaksi dan pertunjukan.
Saya : Makin jelas bukan...???
Ary Agung : Setahu saya SMK jurusan MM ada sejak tahun 2002 di Malang di awali oleh SMK N 4 Malang yang notabene adalah SMK Grafika/percetakan. Berkembang menjadi SMK Grafiti alias Grafika+TI. Saya pernah ngajar di sana, salah satu output produknya adalah Multimedia Interaktif yang di dalamnya ada komponen text, graphic, animation (2D/3D), audio, dan video.
Pak Affras : Kalau pemahaman saya malah penggabungan garfis dan TI itu kemudian menjadi jurusan Animasi.
Saya: Loh.. tapi kenapa di MM itu kebanyakan syuting dan motret ya?
Pak Affras : Tentu silabus dan kurikulum yang perlu diluruskan karena dulu tidak menyertakan para ahli BC.
Agus Nuryaman : Maaf ikut nimbrung ah... Kalau di Tasik 90% yang Prakerin di TV Lokal adalah anak MM karena memang jurusan MM lebih banyak. Sedangkan jurusan BC hanya 1. Saya kira MM bisa masuk TV karena di Tasik tidak ada industri yang secara khusus begerak di bidang Multimedia. Ini yang akhirnya sekolah merubah arah materi pemeblajarannya. Jurusan MM, TKJ, dan RPL sangat diminati di Tasik dan mereka bisa saling tukar menukar untuk penerimaan siswa/i barunya. Sedangkan BC kami berdiri sendiri tidak mau menerima pindahan dari jurusan di atas yaitu MM, TKJ, dan RPL. Dan orang Tasik masih awam dengan istilah broadcast.
Ary Agung : Yang membuat ruwet ini salah satu komponen dikuatkan berdasarkan kemampuan masing-masing pengajarnya. Kalau pengajarnya kuat di video maka SMK MM jadilah SMK Film, salah satunya SMK N 1 Purwosari Kab. Pasuruan dan SMK N 1 Baduran Sidoarjo.
Agus Nuryaman : SMKN 1 Tasik masih konsisten diproduksi media interaktif ini terbukti pada saat Ujikom (UKK). Tapi yang sangat parah justru SMK swasta MM hampir tidak bisa membedakan mana SMK MM mana SMK BC. Padahal dilihat materi dan peralatannya beda.
Ary Agung : Ada lagi SMK DR. Soetomo Surabaya jurusan MM membuat kompetisi Film SMEKDORS.
Saya : hahahahha... lucunya negeri ini
Ironi memang negeri ini ketika kurikulum SMK dibuat dan dibentuk dengan cara yang terkesan terburu-buru dan asal jadi. Akibatnya ada beberapa yang menjadikan semua itu berjalan bukan pada rel utama (main power). SMK Broadcast dan SMK Multimedia dua jurusan yang sesungguhnya masih tumpang tindih, sudah begitu jurusan lain seperti Animasi, DKV (Desain Komunikasi Visual) juga ikut menindih (overlap).
Diskusi di atas serta merta bisa membuka kita yang berkecimpung di dunia SMK, kita harus berani memperbaiki Indonesia dari pendidikan yang kita ayomi.
Note :
Saya Anton Mabruri KN : Guru dan Praktisi Broadcast
Bu Laila Maghfiroh : Guru dan Kaprog SMKN 1 Kendal Broadcast
Pak Affras Sumarno : Pembina AGBI, Penggagas SMK Broadcast pejabat di Direktorat Kemendikbud
Ki Hartanto : Penasihat AGBI, Guru besar IKJ dan Ketua LP3M IKJ
Pak Nurdiansyah : Kepsek di SMK Islam Sudiman 2 AMbarawa
Mas Ary Agung W : Guru dan Karpog SMK N 3 Batu Malang
Mas Agus Nurayaman S : Guru dan Kaprog SMK N 2 Tasikmalaya
Bu Laila : Animo masuk broadacast di Kendal juga masih rendah.. ini PR buat kita. Kemarin Pak Try, Ulin konsen ke workshop film pendek dan pemutaran BIORA/Bioskop Rakyat alhamdulillah dengan berpeluh-peluh akhirnya banyak anak-anak SMP dan masyarakat umum yang melek dengan jurusan kita (Broadcast).
Kemudian Bu lela menunjukkan poster dan beberapa foto yang berkaitan dengan kegiatan tersebut di atas dengan prestasi-prestasi yang diraih oleh SMK N 1 Kendal.
Saya (Anton): ini memang PR besar buat kita tidak hanya di Kendal tetapi di semua daerah.. Lucunya mereka hanya tahu SMK Multimedia adalah SMK Film dan TV.. jadi broadcast masih asing bagi mereka.
Bu Laila : Saya tetep konsern pure di broadcast.. andai nuwun sewu temen-teman MM konsern ke ranah kita (BC) ada baiknya punya konsekuensi yang jelas, karena kita (BC) sudah di rel yang jelas. Saya sampai bilang ke kajur MM kalau memang njenengan pengin membuat film pendek, dukumenter, program tv ya harus ganti baju.
Saya : hue..hue.. leres niku bu... MM mestinya bereksplorasi dengan komputer.. saya sudah berdiskusi dengan dosen saya Mas Naratama faktanya di AS sana MM lebih kepada karya interaktif. Ini WAnya Mas Nara "Multimedia reaches variuos aspects, tapi intinya to generate the source of computer through images, text, animation sampai foto, video dan interactive messages. Dan video adalah salah satu source dari multimedia, nah yang penting adalah memaksimalkan semua source ini untuk tujuan komunikasi lewat sosial media dan digital online".
Laila : Yes it's true.. silahkan rekan-rekan MM concern how to create of interactive media, so it's clear enough which is the border, isn't it?
Saya : That's right
Bu Laila : So.. we must serious to face this distinguinish problem... it's not fair they want, if we respect their job disc. So the must obey of the rule... ah it's not fair..
Pak Affras : Terima kasih teman-teman SMK N 1 Kendal sudah berani menagtakan yang benar tentang broadcast ini itu dan multimedia itu yang itu.. bukan ini!! Buat teman-teman AGBI kita harus bersama-sama dengan saudara kita MM untuk membagi roti yang jelas, generasi mendatang harus membuat garapan (karya) dan komptenesi yang real.
Bu Laila : hopefully... there is a way to ever come this matter wisely :) love AGBI harga mati prestasi kita juga untuk AGBI
Pak Afras : Teman-teman AGBI kita harus rapatkan barisan dengan teman-teman MM untuk menyusun kurikulum yang jelas... agar industri juga jelas bisa menerima lulusan kita.
Pak Nurdiansyah : Kalau dual comptency...itu bagaiman Yah?
Ki Hartanto : Kalau boleh saya urun rembug, selama ini siswa/i MM baik yang pernah Prakerin (Praktik Kerja Industri) di Grabag TV maupun tidak, lebih dari 70% minat mereka di bidang Film dan Program TV.
Kemudian diskusi sempat terpotong dengan pembahasan agenda kegiatan AGBI di SMKN 1 Semarang tanggal 5 Juni mendatang khusus untuk Korwil Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Saya : Sama seperti di Mind 8 Pro, sebaiknya bagaimana ya Ki? Atau ada saran dari teman-teman lain.. saya pribadi kalau dapat order job Multimedia bentuknya pasti pengerjaan background motion graphic bukan untuk syuting atau foto.
Ki Hartanto : Saya pernah dengar kabar bahwa kurikulum MM akan ditinjau ulang, tapi perlu penulusuran apakah kurikulum MM sudah berdasar link & match. Yang mencemaskan ada lebih 1300 SMK jurusan MM. Terkadang sering terjadi overlap antara MM, BC, dan AN (Animasi). Kalau disetujui teman-teman saya akan programkan di LP3M IKJ sebagai program pra penelitian.
Saya : Saya bahkan pernah menemukan buku berjudul "Dasar-dasar Multimedia" ketika saya baca, saya kaget luar biasa isinya lebih kepada materi Editing Video dan Dasar-dasar produksi program acara tv.
Pak Affras : Iya betul Pak Har... kurikulum MM sedang dalam tanya jawab, di perguruan tinggi juga tidak banyak yang punya Fakultas MM dan link & match saya berkeyakinan industri belum ada.
Saya : Saya setuju Ki... Siap!! untuk mencoba membahas overlap antara MM, BC, dan AN
Pak Affras : ini PR besar buat kita Pak Har... kita perlu masukan teman-teman Perguruan Tinggi dan Indsutri.
Saya : Dunia penyiaran, perfilman, advertising, PR/communication corp sangat tipis bedanya, dominan media supportnya adalah lulusan BC, AN, dan MM
Ki Hartanto : Yang paling awal dan paling penting adalah pendataan DU/DI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) dulu.
Bu Laila pun menyela dengan begitu sumringahnya melihat diskusi tentang MM vs BC + vs AN menjadi makin seru dan terlihat jelas permasalahannya.
Bu Laila : Duuh.. senengnya langsung direspon dan dibahas, semoga ada jalan terbaik Pak Tanto, Mas Anton, Pak Affras
Pak Affras : Iya Pak Har.. kalau DU/DI bidang MM yang relevan itu susah Pak, keculai DU/DI BC dan AN itu jelas Pak... Iya Mbak Lela, kita semua sudah lama juga merasakan kegalauan ini, yang pasti kami butuh masukan dari teman-teman juga agar segera ada solusi pemecahannya.
Bu Laila : Iya Pak... sedih kami di lapangan, apalagi di SMK kami ada 2 jurusan tersebut MM dan BC
Pak Affras : Data informasi dari Mbak Lela tetap kami gunakan, terima kasih sudah membangunkan tidur kami (AGBI) hehehe...
Saya : Sebenarnya cikal bakal MM itu dari mana ya? karena saya kurang tahu dari mana sumbernya? Di SMKN 1 Kendal sendiri MM berdiri sejak kapan? dan kita punya PR besar mempunyai 1300 SMK MM dan 85 SMK BC (resmi anggota AGBI) serta ... SMK ANM
Bu Laila : Sejak 2005 mas, bareng sama PPTF dulu sebelum BC, sampai sekarang overlap loh mas..
Pak Affras : Kalau sejarah awalnya itu mas, sejak ada jurusan RPL/Reparasi Perangkat Lunak dan TKJ
Pak Nurdiansyah : Nggih leres niku setunggal rumpun TKJ, MM, RPL (iya benar itu, satu rumpun TKJ, MM, RPL)
Saya : Saya dulu sempat jadi Kaprog di MM tapi tidak lama, saat itu saya mencoba membawa siswa/i ke rel pembelajaran sesuai DU/DI mereka sangat enjoy, padahal waktu itu berdampingan pula dengan jurusan BC.
Bu Laila : Kalau konsisten dan masing-masing sesuai rel sih tidak apa-apa, kalau overlap kemudian disadari atau tidak nama Multimedia lebih marketable di banding Broadcast apalagi TP3R... ribet bung... hehehe...
Pak Afras : Cuma memang Broadcast masih awam untuk kebanyakan orang, nah dulu orang-orang RPL dan TKJ dengan anak-anak IT iseng membuat program mengolah gambar/foto kemudian muncul MM, kalau mau detil nanti tanya sama Mas Ono Purbo karena saya masih ingat beliau yang cerita waktu membuat kurikulum TKJ.
Saya : Sudah semrawut dibuat kusut hehehehe... saya sependat dengan Ki Tanto untuk membuat penelitian dan penelaahan sesegera mungkin apalagi kita sudah mempunyai rumah baru AMAVKI (Asosiasi Media Audio Visual Komunitas Indonesia) dan banyak Dewan Pakar di sana.
Pak Affras : Mungkin Pak Hartanto bisa menanyakan ke Mas Ono Purbo bila ketemu hehehe... Ini teman-teman Jogja Bantul juga harus tahu lho.. Agustin dan Bu Camardini mudah-mudahan bisa ngobrol dengan Pak Gatot. Sehingga kita lebih afdol melangkah dalam membuat pra penelitian.
Ki Tanto : Istilah Multimedia sebenarnya sudah lebih lama dipakai dalam seni pertunjukan. Pertunjukan yang menggunakan media panggung, tata cahaya, audio, slide program dan video. Kemudian begitu teknologi komputer berkembang pesat berumah menjadi penggunaan teknologi komputer untuk menyusun dan menyajikan teks, audio, gambar diam dan gambar bergerak melalui tampilan grafis, interkoneksi dan jaringan untuk kepentingan komunikasi promosi, interaksi dan pertunjukan.
Saya : Makin jelas bukan...???
Ary Agung : Setahu saya SMK jurusan MM ada sejak tahun 2002 di Malang di awali oleh SMK N 4 Malang yang notabene adalah SMK Grafika/percetakan. Berkembang menjadi SMK Grafiti alias Grafika+TI. Saya pernah ngajar di sana, salah satu output produknya adalah Multimedia Interaktif yang di dalamnya ada komponen text, graphic, animation (2D/3D), audio, dan video.
Pak Affras : Kalau pemahaman saya malah penggabungan garfis dan TI itu kemudian menjadi jurusan Animasi.
Saya: Loh.. tapi kenapa di MM itu kebanyakan syuting dan motret ya?
Pak Affras : Tentu silabus dan kurikulum yang perlu diluruskan karena dulu tidak menyertakan para ahli BC.
Agus Nuryaman : Maaf ikut nimbrung ah... Kalau di Tasik 90% yang Prakerin di TV Lokal adalah anak MM karena memang jurusan MM lebih banyak. Sedangkan jurusan BC hanya 1. Saya kira MM bisa masuk TV karena di Tasik tidak ada industri yang secara khusus begerak di bidang Multimedia. Ini yang akhirnya sekolah merubah arah materi pemeblajarannya. Jurusan MM, TKJ, dan RPL sangat diminati di Tasik dan mereka bisa saling tukar menukar untuk penerimaan siswa/i barunya. Sedangkan BC kami berdiri sendiri tidak mau menerima pindahan dari jurusan di atas yaitu MM, TKJ, dan RPL. Dan orang Tasik masih awam dengan istilah broadcast.
Ary Agung : Yang membuat ruwet ini salah satu komponen dikuatkan berdasarkan kemampuan masing-masing pengajarnya. Kalau pengajarnya kuat di video maka SMK MM jadilah SMK Film, salah satunya SMK N 1 Purwosari Kab. Pasuruan dan SMK N 1 Baduran Sidoarjo.
Agus Nuryaman : SMKN 1 Tasik masih konsisten diproduksi media interaktif ini terbukti pada saat Ujikom (UKK). Tapi yang sangat parah justru SMK swasta MM hampir tidak bisa membedakan mana SMK MM mana SMK BC. Padahal dilihat materi dan peralatannya beda.
Ary Agung : Ada lagi SMK DR. Soetomo Surabaya jurusan MM membuat kompetisi Film SMEKDORS.
Saya : hahahahha... lucunya negeri ini
Ironi memang negeri ini ketika kurikulum SMK dibuat dan dibentuk dengan cara yang terkesan terburu-buru dan asal jadi. Akibatnya ada beberapa yang menjadikan semua itu berjalan bukan pada rel utama (main power). SMK Broadcast dan SMK Multimedia dua jurusan yang sesungguhnya masih tumpang tindih, sudah begitu jurusan lain seperti Animasi, DKV (Desain Komunikasi Visual) juga ikut menindih (overlap).
Diskusi di atas serta merta bisa membuka kita yang berkecimpung di dunia SMK, kita harus berani memperbaiki Indonesia dari pendidikan yang kita ayomi.
Note :
Saya Anton Mabruri KN : Guru dan Praktisi Broadcast
Bu Laila Maghfiroh : Guru dan Kaprog SMKN 1 Kendal Broadcast
Pak Affras Sumarno : Pembina AGBI, Penggagas SMK Broadcast pejabat di Direktorat Kemendikbud
Ki Hartanto : Penasihat AGBI, Guru besar IKJ dan Ketua LP3M IKJ
Pak Nurdiansyah : Kepsek di SMK Islam Sudiman 2 AMbarawa
Mas Ary Agung W : Guru dan Karpog SMK N 3 Batu Malang
Mas Agus Nurayaman S : Guru dan Kaprog SMK N 2 Tasikmalaya
assalamu'alaikum,
ReplyDeletedari pngemar produksi brebes,
Perbedaan Broadcast (BC) dan Multimedia (MM) Part 1, judulnya perbedaan bang trus intinya perbedaanya apa ya? ko blum dijelaskan,
wa'alaikumussalaam..
Deletebaca ini lagi ya
Mas Nara "Multimedia reaches variuos aspects, tapi intinya to generate the source of computer through images, text, animation sampai foto, video dan interactive messages. Dan video adalah salah satu source dari multimedia, nah yang penting adalah memaksimalkan semua source ini untuk tujuan komunikasi lewat sosial media dan digital online".
Nah kalau yang belajar khusus membuat konten program tv (news & sport, non drama, dan drama) itu disebut broadcaster bidangnya namanya broadcast.
Sampeyan coba simak lagi diskusi di atas nanti paham.