Ada banyak jenis cara menuturkan sebuah cerita pernikahan. Beberpa sudah berkembang dan banyak jenis gaya dalam menuturkan sebuah cerita pernikahan ke dalam video, dan yang akan penulis jelaskan sekali lagi ini bukan gaya yang sudah paten. Ini hanya sebuah jenis yang hari ini telah berkembang sangat pesat. Percayalah seorang beginner akan banyak belajar dari beberapa refensi yang ia baca, lalu kemudian akan mengembangkannya sendiri dengan kreatifitas dan penyesuaian biaya yang akan ditarifkan. Gaya-gaya atau styles itu antara lain:
1. Documentary: documentary-style Gaya ini langsung mengarah ke kejadian kegiatan wedding, dengan tipikal langsung menunjukan rekaman dari aksi nyata dengan cara mengurutkan cerita dari satu aksi ke aksi berikutnya. Pada momen-momen tertentu seperti seremonial upacara dan seremonial ijab qobul (sumpah janji) tidak mungkin untuk dipotong atau diedit. Beberapa bahkan dalam mengemas gaya wedding dokumenter ini ada bebrapa bagian momen yang tidak diberi suguhan audio. Musik menjadi bagian pertunjukan yang nyata sebagai penunjang jurnalistik (nilai sejarah).
2. Cinematic: A cinematic-style Gaya ini lebih kuat dramitasisinya karena untuk membangun mood. Dramitisasi yang dibangun bisa menggunakan syut yang diambil, melalui editing, dengan pemberian efek-efek dan grafis-grafis penunjang lainnya. Penggunaan musik yang slow, sekuen romantis, potongan cepat, gaya vintage lengkap dengan efek-efeknya biasanya menjadi ciri khas gaya tersebut. Tema menjadi daya tarik dalam gaya ini karena bisa menjadi niali keuntungan bagi kamu sebagai eksekutor, namun perlu diingat dalam penggarapan harus lebih hati-hati.
3. Storytelling: Hampir serupa dengan documenter style menggunakan pendekatan yang cukup sederhana namun akan menggabungkan wawancara dan dialog (tidak harus direkam pada hari pernikahan itu sendiri) untuk membangun cerita itu sendiri.
4. Highlights: highlights video ini berdurasi sangat pendek dengan konten yang padat diambil dari momen-momen yang sudah disyut untuk kemudian diedit mengikuti ritme musik, dengan kata lain gaya ini hanya menyajikan highlight (cuplikan-cuplikan) dari beberapa peristiwa pernikahan yang dikemas berdasarkan keingingan pemesan.
5. Shoot only: Gaya ini klien adalah yang menentukan arah gerak kamera sesuai selera klien. Misalnya mereka ingin mengambil gambar wide angle, close up, pans, dan lain sebagaianya. Footage-footage tersebut yang menentuakn seluruhnya adalah klien pada saat dilapangan. Namun demikian jangan pula dibiarkan kilen kita untuk sesuka dia menyuruh ambil gambar ini itu, karena akan mengakibatkan mungkin beberapa momen penting yang hilang.
Kelima gaya yang penulis jelaskan hanya bagian kecil yang ada, namun Anda bisa memulai semua itu dengan kreatifitas yang tinggi dan mulailah BELAJAR dan BERLATIH.
oleh Mahapatih Anton
disarikan dari buku VIDEOGRAFI FOR WEDDING
No comments:
Write komentar