NET. tv adalah HDTV [High Definition TV] pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi HD. Di mana dalam teknologi HD umumnya menggunakan frame size 16:9 [wide screen] bukan 4:3 yang lazim digunakan oleh SDTV [Standart Definition TV], tak salah bila kita menonton NET. tv ini mendapatkan sensasi gambar yang luar biasa tajam yang tak kita dapatkan di tayangan-tayangan televisi lain. Berikut perbedaan SDTV dan HDTV:
SD/SDTV [Standard-Definition Television] dan HD/HDTV [High Definition Television]. SDTV terbagi menjadi 2 yakni analog dan digital, meskipun dalam perkembangannya digital-lah yang banyak digunakan sebagai media rekam audio visual modern. Sedangkan format HDTV terbagi menjadi
Tulisan ini sudah pernah saya tulis sebelum HDTV seperti NET. tv ini mengudara [on air] di langit Indonesia. Bahkan kajian ini akan terus berkembang sesuai zaman, sering saya mengatakan dimasa depan orang tidak lagi kesulitan pada saat melakukan perekaman gambar berkualitas tajam dan bagus meski hanya untuk “iseng”. Sebab akhir-akhir ini teknologi HD sudah merambah dunia ponsel smart / smartphone dan gadget lain yang super canggih. Itu artinya semua sedang bergerak meninggalkan SDTV yang sudah dipandang jadul. [baca juga Tips Membuat FILM dengan kamera HP]
Kemudahan dan ringkasnya peralatan broadcast zaman ini membuat setiap individu sudah harus mampu menjadi bagian perkembangannya, kita lihat profesi baru semacam VJ [Video Journalist]/News Hunter tidak lagi akan lagi membawa kamera besar jenis ENG (Electronic News Gathering) dengan berat 25 kg tapi cukup hanya dengan camcorder Full HD kegiatan liputan menjadi lebih ringan dan ringkas. Kemudahan lain adalah pada saat kita akan mengedit, jika dahulu untuk mengedit video itu harus menggunakan bantuan VTR (Video Tape Recorder) atau dengan camcorder itu sendiri, maka teknologi HD hanya cukup melepas memory card, internal HDD, atau jenis card yang lain dari camcoder kemudian cukup meng-copy dan mem-paste file ke dalam komputer.
Masalahnya belum seluruh stasiun TV menggunakan teknologi HD ini, termasuk SDM yang belum banyak tahu tentang teknologi HD tersebut.
...to be continue
oleh Anton Mabruri KN Penulis dan Praktisi Broadcast
SD/SDTV [Standard-Definition Television] dan HD/HDTV [High Definition Television]. SDTV terbagi menjadi 2 yakni analog dan digital, meskipun dalam perkembangannya digital-lah yang banyak digunakan sebagai media rekam audio visual modern. Sedangkan format HDTV terbagi menjadi
- 720p: memilik aspect ratio 1280X720 dan resolusi gambar 921,600 pixels per frame. Sedikit memberikan visual menyerepuai film look hingga mendapat sebutan “little bit of a film look”.
- 1080i: dengan aspect ratio of 1920X1080 resolusi gambar 1,555,200 pixels per frame. 1080i memberikan visual dengan visual gambar yang sangat tinggi sebutannya “a very high-quality video look”.
- 1080p: dengan aspect ratio of 1920X1080 dan resolusi gambar 2,073,600 pixels per frame. Merupakan format yang paling baru didesin khusus untuk menyamai camera film, sebutannya “a compete with film cameras”.
Tulisan ini sudah pernah saya tulis sebelum HDTV seperti NET. tv ini mengudara [on air] di langit Indonesia. Bahkan kajian ini akan terus berkembang sesuai zaman, sering saya mengatakan dimasa depan orang tidak lagi kesulitan pada saat melakukan perekaman gambar berkualitas tajam dan bagus meski hanya untuk “iseng”. Sebab akhir-akhir ini teknologi HD sudah merambah dunia ponsel smart / smartphone dan gadget lain yang super canggih. Itu artinya semua sedang bergerak meninggalkan SDTV yang sudah dipandang jadul. [baca juga Tips Membuat FILM dengan kamera HP]
Kemudahan dan ringkasnya peralatan broadcast zaman ini membuat setiap individu sudah harus mampu menjadi bagian perkembangannya, kita lihat profesi baru semacam VJ [Video Journalist]/News Hunter tidak lagi akan lagi membawa kamera besar jenis ENG (Electronic News Gathering) dengan berat 25 kg tapi cukup hanya dengan camcorder Full HD kegiatan liputan menjadi lebih ringan dan ringkas. Kemudahan lain adalah pada saat kita akan mengedit, jika dahulu untuk mengedit video itu harus menggunakan bantuan VTR (Video Tape Recorder) atau dengan camcorder itu sendiri, maka teknologi HD hanya cukup melepas memory card, internal HDD, atau jenis card yang lain dari camcoder kemudian cukup meng-copy dan mem-paste file ke dalam komputer.
Masalahnya belum seluruh stasiun TV menggunakan teknologi HD ini, termasuk SDM yang belum banyak tahu tentang teknologi HD tersebut.
...to be continue
oleh Anton Mabruri KN Penulis dan Praktisi Broadcast
No comments:
Write komentar