ERA AWAL (2003 - 2004)
Ide awal SMK ini muncul di tahun 2003, awal mula munculnya ide membuat SMK yang berafiliasi dengan PUSTEKOM (tv-e). Dengan tujuan pendirian SMK awal adalah : Untuk membangun media/sarana komunikasi dan informasi yang mengedepankan edukasi yang di awali dari sekolah-sekolah. Dalam perjalanan awal mengalami kendala karena tidak memiliki SDM yang tepat untuk jurusan tersebut maka berupaya dengan menerjunkan praktisi-praktisi dari industri TV, guna memulai dan membangun SMK Broadcast. Tahun 2003 Penamaan SMK belum tercetus
Tahun 2004 gayung bersambut, ide pendirian SMK dicetuskan oleh Direktur PSMK saat itu Dr. Ir. Gatot HP untuk membuat SMK Penyiaran dengan tujuannya adalah : Menjawab kebutuhan industri penyiaran; Meminimalis / meredam isu-isu yang tidak baik seperti yang terjadi pada masa-masa awal reformasi; Menciptkan komunikasi dan informasi secara internal sekolah maupun external sekolah.
Saat itu SMK muncul dengan 2 jurusan / program keahlian yakni :
SMK Teknik Penyiaran Radio
SMK Teknik Penyiaran Televisi
Karena Dr. Ir. Gatot HP ingin juga menjadikan SMK itu terwujud menjadi SMK Broadcasting dan SMK Broadcast. Broadcasting lebih ke teknik pembuatan pemancar radio dan televisi, sementara broadcast adalah lebih menekankan produksi konten siaran radio dan tv. Untuk memulai program ini maka Direktorat PSMK memberikan bantuan ke 10 SMK swasta dan negeri sebagai pilot project, antara lain :
SMK 1 Kendal – Teknik Penyiaran Televisi
SMK Cakra Buana Depok – Teknik Penyiaran Televisi
SMK 1 Langsa Aceh – Teknik Penyiaran Televisi
SMK 1 Klaten – Teknik Penyiaran Televisi
SMK Muhammadiyah Kota Malang – Teknik Penyiaran Televisi
SMK 1 Poso – Teknik Penyiaran Radio
SMK Putra tama Bantul – Teknik Penyiaran Radio
SMK 1 Blitar – Teknik Penyiaran Radio
SMK 1 Karawang – Teknik Penyiaran Radio
SMK Negeri Subang – Teknik Penyiaran Radio
Di tahun 2004 pula, sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 Sisdiknas pasal 1 ayat 9, maka pun dibentuk kurikulum sebagai acuan. Menjawab kebutuhan kurikulum, disusunlah kurikulum SMK Penyiaran yang berlokasi di SMK Cakra Buana dengan melibatkan praktisi tv & radio serta kalangan akademisi antara lain :
Praktisi tv
Praktisi radio
Dosen IKJ
Dosen IKIP – UNJ
Pada pertemuan dan pembahsan kurikulum ini pula akhirnya Direktorat PSMK memberikan bantuan kepada 10 (sepuluh) sekolah rujukan. Bentuk bantuan tersebut untuk sarana dan prasarana serta pemngembangan SDM yang di tahun 2003 belum maksimal.
Dari 10 SMK yang mendapat bantuan juga ada beberapa sekolah yang mendapatkan bantuan sarana dan prasarana mulai di berikan sekolah-sekolah antara lain :
SMK Cakra Buana Depok
SMK 51 Jakarta
SMK 48 Jakarta
SMK 1 Cimahi
SMK 1 Sukabumi
SMKN 1 Semarang
SMKN 1 Klaten
SMK Putratama Bantul
SMKN 1 Kendal
SMK 3 Batu Malang
SMK Muhammadiyah 2 Malang
SMKN 1 Surabaya
SMKN 2 Solok
SMK 10 Medan
SMKN 2 Jambi
SMK Curub Bengkulu
SMK 2 Langsa
SMK 3 Aceh
Sekolah-sekolah tersebut ada yang mendapatkan bea siswa pendidikan dan pelatihan untuk guru SMK Penyiaran di IKJ (Institut Kesenian Jakarta) sebagai persiapan dalam menjalankan SMK Penyiaran, selain itu juga beberapa SMK tersebut di atas mendapat bantuan sarana dan prasarana.
ERA TAHUN 2008 - 2010
Tahun 2008 menjadi tahun penentu bagi SMK Pertelevisian, perubahan nama demi prubahan terus terjadi. Dari program kehalian P2TV (Produksi Program Televisi) menjadi TP3TV (Teknik Produksi Progra dan Penyiaran Televisi)
Sebelum itu kurikulum SMK Pertelevisian dan Radio menjadi satu, hingga pada saat penyempurnaan kurikulum tahun 2008 dipecah menjadi 2 yakni SMK Pertelevisian dan SMK Radio. Berkembang hingga sekarang.
Penyebutan SMK pun banyak terjadi kekeliruan di mana-mana, mereka menamakan diri SMK Broadcasting bukan SMK Broadcast.
Tahun 2010 buku broadcast pertama terbit yang ditulis langsung oleh Anton Mabruri (Ketua Umum AGBI) penyusun dan penyempurna kurikulum broadcast tahun 2008. Buku/modul tersebut diterbitankan oleh Grasindo, antara lain :
Manajemen Produksi Program Acara Televisi – fomat acara nondrama, news & sport
Manajemen Produksi Program Acara Televisi – fomat acara drama
Panduan Penulisan Naskah Televisi – format acara nondrama, news & sport
Panduan Penulisan Naskah Televisi – format acara drama
ERA AGBI
Cikal bakal AGBI ini sejatinya muncul sejak tahun 2008 persis diselenggarakannya Pokja tanggal 20 Mei 2008, bertempat di Studio Grabag TV, Dusun Ponggol, Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Jumlah peserta yang mengikuti pertemuan/ kesepakatan tersebut sebanyak 36 orang terdiri dari 23 SMK seluruh wilayah Indonesia dan 3 orang dari BLPT Semarang.
Kongres pertama AGBI dihadiri oleh lebih dari 50 Guru dan Praktisi Broadcast TV, Film dan Radio di IKJ tanggal 5 Juni 2011. Saat itu perdebatan cukup alot mengenai pilihan nama antara AGBI (Asosiasi Guru Broadcasting Indonesia) atau AGSMRI (Asosiasi Guru Seni Media Rekam Indonesia), namun pada akhirnya peserta kongres/rakornas memilih nama AGBI secara aklamasi.
Dalam perjalanannnya AGBI mengalamai pasang surut bahakan sejak terbentukanya kepengurusan awal, AGBI nyaris belum ada kegiatan sehingga pada tanggal 4 – 6 Juni 2013 kembali diadakan Kongres/Rakornas di Depok di SMK Ghama Caraka Depok untuk memilih kepengurusan baru.
Visi AGBI adalah:
Terwujudnya organisasi guru Broadcasting yang mampu menjadi rujukan pengembangan kompetensi pendidikan menengah Broadcasting Indonesia.
Misi AGBI adalah:
Dalam
Meningkatkan SDM guru sekolah menengah bidang Broadcasting .
Mendorong pihak terkait, untuk mengembangkan infrastruktur yang memenuhi standar/memadai.
Membentuk organisasi guru sekolah menengah bidang Broadcasting yang legal, akuntabel dan kredibel.
Luar
Membangun link / jaringan kerjasama dalam dan luar negeri
Membangun wadah apresiasi kerja di bidang Broadcasting untuk pendidikan menengah
Memberikan kontribusi terhadap perumusan kurikulum dan pengembangannya sebagai acuan dasar pendidikan menengah di bidang Broadcasting.
Tujuan utama AGBI adalah :
Menumbuhkan kepercayaan diri guru, dalam tugas mendidik dan mengajar siswa-siswi SMK, dalam menciptakan karya-karya kreatif pengisi konten Program Acara TV sehingga mampu mencetak lulusan yang diakui secara global.
Mengurangi resistensi/permasalahan yang kerapkali terjadi di kalangan sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, Industri dan komponen terkait lainnya.
Mencerdaskan dan meningkatkan kemampuan sekolah, guru dan siswa agar mampu bersaing dalam dunia komunikasi modern yang universal
Mengembangkan pencitraan SMK khsusunya SMK Broadcast TV dan Radio yang berkompeten dan berdaya saing.
Berupaya memberikan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh anggota sesuai dengan tujuan mulia bangsa ini yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Sumber: Drs. Affras Sumarno, MSi, Anton Mabruri KN, Anggota AGBI dan berbagai sumber
Ide awal SMK ini muncul di tahun 2003, awal mula munculnya ide membuat SMK yang berafiliasi dengan PUSTEKOM (tv-e). Dengan tujuan pendirian SMK awal adalah : Untuk membangun media/sarana komunikasi dan informasi yang mengedepankan edukasi yang di awali dari sekolah-sekolah. Dalam perjalanan awal mengalami kendala karena tidak memiliki SDM yang tepat untuk jurusan tersebut maka berupaya dengan menerjunkan praktisi-praktisi dari industri TV, guna memulai dan membangun SMK Broadcast. Tahun 2003 Penamaan SMK belum tercetus
Tahun 2004 gayung bersambut, ide pendirian SMK dicetuskan oleh Direktur PSMK saat itu Dr. Ir. Gatot HP untuk membuat SMK Penyiaran dengan tujuannya adalah : Menjawab kebutuhan industri penyiaran; Meminimalis / meredam isu-isu yang tidak baik seperti yang terjadi pada masa-masa awal reformasi; Menciptkan komunikasi dan informasi secara internal sekolah maupun external sekolah.
Saat itu SMK muncul dengan 2 jurusan / program keahlian yakni :
SMK Teknik Penyiaran Radio
SMK Teknik Penyiaran Televisi
Karena Dr. Ir. Gatot HP ingin juga menjadikan SMK itu terwujud menjadi SMK Broadcasting dan SMK Broadcast. Broadcasting lebih ke teknik pembuatan pemancar radio dan televisi, sementara broadcast adalah lebih menekankan produksi konten siaran radio dan tv. Untuk memulai program ini maka Direktorat PSMK memberikan bantuan ke 10 SMK swasta dan negeri sebagai pilot project, antara lain :
SMK 1 Kendal – Teknik Penyiaran Televisi
SMK Cakra Buana Depok – Teknik Penyiaran Televisi
SMK 1 Langsa Aceh – Teknik Penyiaran Televisi
SMK 1 Klaten – Teknik Penyiaran Televisi
SMK Muhammadiyah Kota Malang – Teknik Penyiaran Televisi
SMK 1 Poso – Teknik Penyiaran Radio
SMK Putra tama Bantul – Teknik Penyiaran Radio
SMK 1 Blitar – Teknik Penyiaran Radio
SMK 1 Karawang – Teknik Penyiaran Radio
SMK Negeri Subang – Teknik Penyiaran Radio
Di tahun 2004 pula, sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 Sisdiknas pasal 1 ayat 9, maka pun dibentuk kurikulum sebagai acuan. Menjawab kebutuhan kurikulum, disusunlah kurikulum SMK Penyiaran yang berlokasi di SMK Cakra Buana dengan melibatkan praktisi tv & radio serta kalangan akademisi antara lain :
Praktisi tv
Praktisi radio
Dosen IKJ
Dosen IKIP – UNJ
Pada pertemuan dan pembahsan kurikulum ini pula akhirnya Direktorat PSMK memberikan bantuan kepada 10 (sepuluh) sekolah rujukan. Bentuk bantuan tersebut untuk sarana dan prasarana serta pemngembangan SDM yang di tahun 2003 belum maksimal.
Dari 10 SMK yang mendapat bantuan juga ada beberapa sekolah yang mendapatkan bantuan sarana dan prasarana mulai di berikan sekolah-sekolah antara lain :
SMK Cakra Buana Depok
SMK 51 Jakarta
SMK 48 Jakarta
SMK 1 Cimahi
SMK 1 Sukabumi
SMKN 1 Semarang
SMKN 1 Klaten
SMK Putratama Bantul
SMKN 1 Kendal
SMK 3 Batu Malang
SMK Muhammadiyah 2 Malang
SMKN 1 Surabaya
SMKN 2 Solok
SMK 10 Medan
SMKN 2 Jambi
SMK Curub Bengkulu
SMK 2 Langsa
SMK 3 Aceh
Sekolah-sekolah tersebut ada yang mendapatkan bea siswa pendidikan dan pelatihan untuk guru SMK Penyiaran di IKJ (Institut Kesenian Jakarta) sebagai persiapan dalam menjalankan SMK Penyiaran, selain itu juga beberapa SMK tersebut di atas mendapat bantuan sarana dan prasarana.
ERA TAHUN 2008 - 2010
Tahun 2008 menjadi tahun penentu bagi SMK Pertelevisian, perubahan nama demi prubahan terus terjadi. Dari program kehalian P2TV (Produksi Program Televisi) menjadi TP3TV (Teknik Produksi Progra dan Penyiaran Televisi)
Sebelum itu kurikulum SMK Pertelevisian dan Radio menjadi satu, hingga pada saat penyempurnaan kurikulum tahun 2008 dipecah menjadi 2 yakni SMK Pertelevisian dan SMK Radio. Berkembang hingga sekarang.
Penyebutan SMK pun banyak terjadi kekeliruan di mana-mana, mereka menamakan diri SMK Broadcasting bukan SMK Broadcast.
Tahun 2010 buku broadcast pertama terbit yang ditulis langsung oleh Anton Mabruri (Ketua Umum AGBI) penyusun dan penyempurna kurikulum broadcast tahun 2008. Buku/modul tersebut diterbitankan oleh Grasindo, antara lain :
Manajemen Produksi Program Acara Televisi – fomat acara nondrama, news & sport
Manajemen Produksi Program Acara Televisi – fomat acara drama
Panduan Penulisan Naskah Televisi – format acara nondrama, news & sport
Panduan Penulisan Naskah Televisi – format acara drama
ERA AGBI
Cikal bakal AGBI ini sejatinya muncul sejak tahun 2008 persis diselenggarakannya Pokja tanggal 20 Mei 2008, bertempat di Studio Grabag TV, Dusun Ponggol, Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Jumlah peserta yang mengikuti pertemuan/ kesepakatan tersebut sebanyak 36 orang terdiri dari 23 SMK seluruh wilayah Indonesia dan 3 orang dari BLPT Semarang.
Kongres pertama AGBI dihadiri oleh lebih dari 50 Guru dan Praktisi Broadcast TV, Film dan Radio di IKJ tanggal 5 Juni 2011. Saat itu perdebatan cukup alot mengenai pilihan nama antara AGBI (Asosiasi Guru Broadcasting Indonesia) atau AGSMRI (Asosiasi Guru Seni Media Rekam Indonesia), namun pada akhirnya peserta kongres/rakornas memilih nama AGBI secara aklamasi.
Dalam perjalanannnya AGBI mengalamai pasang surut bahakan sejak terbentukanya kepengurusan awal, AGBI nyaris belum ada kegiatan sehingga pada tanggal 4 – 6 Juni 2013 kembali diadakan Kongres/Rakornas di Depok di SMK Ghama Caraka Depok untuk memilih kepengurusan baru.
Visi AGBI adalah:
Terwujudnya organisasi guru Broadcasting yang mampu menjadi rujukan pengembangan kompetensi pendidikan menengah Broadcasting Indonesia.
Misi AGBI adalah:
Dalam
Meningkatkan SDM guru sekolah menengah bidang Broadcasting .
Mendorong pihak terkait, untuk mengembangkan infrastruktur yang memenuhi standar/memadai.
Membentuk organisasi guru sekolah menengah bidang Broadcasting yang legal, akuntabel dan kredibel.
Luar
Membangun link / jaringan kerjasama dalam dan luar negeri
Membangun wadah apresiasi kerja di bidang Broadcasting untuk pendidikan menengah
Memberikan kontribusi terhadap perumusan kurikulum dan pengembangannya sebagai acuan dasar pendidikan menengah di bidang Broadcasting.
Tujuan utama AGBI adalah :
Menumbuhkan kepercayaan diri guru, dalam tugas mendidik dan mengajar siswa-siswi SMK, dalam menciptakan karya-karya kreatif pengisi konten Program Acara TV sehingga mampu mencetak lulusan yang diakui secara global.
Mengurangi resistensi/permasalahan yang kerapkali terjadi di kalangan sekolah, guru, siswa, orang tua siswa, Industri dan komponen terkait lainnya.
Mencerdaskan dan meningkatkan kemampuan sekolah, guru dan siswa agar mampu bersaing dalam dunia komunikasi modern yang universal
Mengembangkan pencitraan SMK khsusunya SMK Broadcast TV dan Radio yang berkompeten dan berdaya saing.
Berupaya memberikan pendidikan dan pelatihan bagi seluruh anggota sesuai dengan tujuan mulia bangsa ini yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Sumber: Drs. Affras Sumarno, MSi, Anton Mabruri KN, Anggota AGBI dan berbagai sumber
No comments:
Write komentar