meta keyword --->

Wednesday, 6 March 2019

FOXTROT SIX MENUJU SINEMA RASA INDONESIA BERKUALITAS



Foxtrot Six adalah film laga (genre action) Indonesia yang diputar perdana pada 21 Februari 2019. Film ini bercerita tentang kondisi Indonesia pada masa depan. Dikisahkan, seorang mantan anggota marinir bersama teman-temannya berjuang menyelamatkan Indonesia dari kemiskinan dan kepemimpinan sebuah partai pemberontak yang kejam. Film dengan berlatar Indonesia masa depan yang sudah penuh dengan IOT (Internet Of Thing) cukup membuat saya cengang, film ini telah membuat standar tinggi di genre action ala Indonesia dengan cita rasa Indonesia. Paling tidak siapa pun yang ingin membuat film genre action versi Indonesia, Foxtrot Six akan menjadi acuan minimum.

Penyajian scene by scene ala hollywood dengan cerita yang cukup membuat penonton agak mikir, dan biasanya film jenis seperti ini banyak disuka oleh penikmat film seperti saya. Film garapan sutradara asli Indonesia yakni Randy Krompis, konon menelan bujet fantastis yang mencapai 70 miliar rupiah, wajar saja jika Foxtrot Six berambisi untuk meraih penonton masif dalam masa penayangannya. Impian ini tampaknya berhasil dicapai oleh film besutan Randy Korompis ini.

Ada beberapa berdasarkan amatan saya sebagai pecinta film dan sekaligus filmmaker. Pertama film ini sukses membuat penonton tegang banyak menampilkan adegan perkelahian serta pertempuran menggunakan senjata api. Selain itu banyak pula adegan menantang yang akan menambah ketegangan saat menyaksikan film ini. Di antaranya adalah adegan lift yang terjatuh, degan skydive, serta pertarungan antara manusia melawan robot (zaman mendatang Indonesia sudah punya robot loh..)

Yang kedua, ini yang paling saya suka Film Foxtrot Six bercerita tentang kondisi Indonesia pada rentan waktu 12 tahun ke depan. Dikisahkan, --seperti yang ada dalam sinopsis-- seorang mantan anggota marinir bersama teman-temannya berjuang menyelamatkan Indonesia dari kemiskinan dan kepemimpinan sebuah partai pemberontak yang kejam. Mereka kemudian membuat tim yang beranggotakan 6 orang. Di masa yang tak jauh dari sekarang, Indonesia diceritakan menjadi negara super power berkat kekuatan pangan yang masih bisa bertahan di tengah krisis makanan. Sayangnya, naiknya derajat Indonesia di mata dunia Internasional tak dirasakan oleh rakyat kecil, mereka masih merasakan perihnya menahan rasa lapar.

Pundi yang masuk ke Indonesia hanya bisa dirasakan oleh segelintir orang, terutama partai PIRANAS, yang menguasai sebagian besar pemerintahan Indonesia. Hal ini menyebabkan munculnya reaksi pemberontakan di berbagai daerah yang digerakkan oleh THE REFORM. Adalah Angga (Oka Antara) memiliki ide untuk bisa meredam amarah rakyat sipil. Setelah berkonsultasi dengan petinggi PIRANAS, anggota dewan yang satu ini akhirnya mendapatkan persetujuan. Ketika sedang menjalankan misi, Angga diculik oleh THE REFORM. Saat diinterogasi, Angga dipertemukan kembali dengan cinta masa lalunya, yaitu Sari (Julie Estelle).

Sejak pertemuan dengan Sari, Angga berubah pikiran dan turut serta dalam perjuangan THE REFORM untuk memperoleh keadilan. Dalam melaksanakan impiannya ini, Angga merekrut kawan lamanya di Angkatan Bersenjata. Mereka adalah Oggi (Verdi Solaiman), Bara (Rio Dewanto), Tino (Arifin Putra), dan Ethan (Mike Lewis). Dibantu oleh Spec (Chicco Jericho), sosok misterius yang mengawal perjuangan THE REFORM dari kegelapan, enam jagoan ini memulai misi mereka untuk mengakhiri tirani. Dan peretempuran sengit pun dilalui penuh laga di film tersebut.


Secara cerita memang hanya perseteruan antara jagoan dan musuh (ciri film genre action), namun bumbu seperti suspens, curiocity dan gimmick cukup melengkapi film tersebut sehingga tak menjadikan film Foxtrot Six ini menjenuhkan. 114 menit saya menonton terasa singkat sebab cukup menegangkan untuk sekelas film Indonesia (ups bukan berarti film Indonesia jelek loh ya... semua keren dan bagus karena punya segmentasi penonton sendiri).

Perlu diketahui proyek Foxtrot Six sudah dimulai pada 2015. Namun, proses syuting baru dilakukan pada 2017. Foxtrot Six ini merupakan film laga Indonesia pertama yang didukung teknologi Computer Graphics Imagery (CGI) penuh. Penggunaan CGI ini diharapkan bisa memberi hasil visual yang menarik. Tak tanggung tanggung, visual efek dan CGI untuk film ini ditangani atau dikerjakan langsung oleh Andrew Juano yang sukses dengan beberapa film seperti The Walking Dead serta Life of Pi.

Sepertinya menjadi tuan rumah di negeri sendiri akan segera terwujud, setidaknya film model Foxtrot Six akan menjadi acuan minimum bagi Anda yang ingin berkarya membuat film genre action ala Indonesia.

Diolah dari berbagai sumber.

Mahapatih Anton | Filmmaker

No comments:
Write komentar

Kamu tertarik dengan dunia BROADCAST TV, FILMMAKING, CONTENT CREATORS, MULTIMEDIA, dari kami?
Klik Subscribe untuk update !