meta keyword --->
Showing posts with label #Editing Video. Show all posts
Showing posts with label #Editing Video. Show all posts

Wednesday, 5 December 2018

Berapa Banyak Besarnya RAM yang Diperlukan Untuk Video Editing


Kebutuhan RAM (Random Access Memory) dalam video editing sering sekali menjadi kendala dan menjadi pertanyaan terbesar dalam setiap kali saya jumpa di kelas, di workshop dan di dalam diskusi tentang audio visual. Artikel kali ini saya akan mencoba membawa kamu untuk mengetahui idealnya sebuah RAM diperlukan dalam video/film editing.

Beda RAM dan VRAM
Random Access Meomory (RAM) adalah memori utama dari sebuah komputer untuk merespon loading dari sistem operasi dan program. RAM menentukan sekali performa komputer yang kamu miliki untuk merespon semua program yang kamu jalankan, tak salah jika RAM yang kamu gunakan tidak ideal maka yang terjadi adalah lola (loading lama).

VRAM itu kependekan dari “Video RAM” yang mempunyai fungsi untuk membantu loading program dan menyimpan data video. Semakin banyak VRAM yang dimiliki komputer, semakin banyak gambar 2D dan 3D yang dapat ditampilkan sekaligus. Dan sebagian tugas berat seperti rendering video akan dibantu oleh video card (GPU). Ini juga merupakan salah satu komponen terpenting yang harus kamu dapatkan ketika membangun komputer editing yang kuat (powerful).


Faktor-faktor ang menentukan penggunaan memory
Setidaknya ada tiga faktor penting saat menentukan persyaratan memori RAM kamu secara keseluruhan.
(1) Program yang digunakan
Sebaiknya semua perangkat lunak memiliki persyaratan sistem minimum agar dapat berfungsi dengan benar. Sebagai contoh, persyaratan sistem untuk Premiere Pro CC (12.1.2) membutuhkan RAM minimum 8GB, dengan 16GB atau lebih disarankan. Komputer Anda harus mematuhi setidaknya persyaratan sistem minimum. Jika tidak, programnya tidak akan berjalan dengan baik.

(2) Program dibuka secara bersamaan
Memiliki lebih banyak RAM akan memungkinkan komputer Anda untuk bekerja dengan lebih dari satu program pada saat yang bersamaan. Beberapa program - seperti Adobe After Effects dan Google Chrome - membutuhkan cukup banyak RAM untuk bekerja, jadi semakin banyak program yang Anda buka secara bersamaan, komputer Anda akan menjadi lebih lambat.

(3) Jenis media
Bagi kami editor video, ini adalah faktor paling penting untuk kebutuhan RAM kami. Apakah kamu merekam dalam Full HD, 4K atau 8K? Jika kamu menggunakan camcorder profesional, ada pertanyaan lain yang lebih penting untuk ditanyakan: Berapa bit-rate yang kamu rekam? Kamera kamu akan memiliki banyak opsi berbeda untuk dipilih, masing-masing dengan bit rate yang berbeda, ukuran gambar, frekuensi gambar, dan sistem pemindaian. Jika Anda merekam pada resolusi tertinggi dan bit-rate yang ditawarkan kamera Anda, maka Anda mungkin benar-benar membutuhkan lebih banyak RAM untuk bekerja dalam pengeditan. Di bawah ini adalah tabel dengan jumlah RAM yang disarankan untuk digunakan tergantung pada video yang digunakan.

Jika kamu lebih banyak memerlukan motion graphic seperti partikel maka RAM yang tinggi mutlak diperlukan, sebagai contoh saat kamu mengopersaikan Adobe After Effect tentu lebih banyak memerlukan RAM.

Apakah RAM mempengaruhi kecepatan render?
RAM tidaklah mempengaruhi kecepatan render video, yang mempengaruhi adalah CPU dan GPU lah yang paling bertanggung jawab akan hal ini. Lalu mengapa jika komputer kamu tidak memiliki RAM yang tinggi - katakanlah 4GB - dan kamu meningkatkannya menjadi 16GB, kamu mungkin melihat perbedaan dalam kecepatan render. Ini terjadi karena komputer kamu akan dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke dalam memori RAM, membebaskan dan memungkinkan CPU dan GPU Anda memiliki lebih banyak sumber daya untuk bekerja lebih efisien. Tetapi coba jika kamu meningkatan RAM antara16GB hingga 64GB mungkin tidak membuat perbedaan dalam kecepatan render. Kelebihannya hanyalah akan dapat membuat render berjalan lebih longgar dan kamu masih dapat menggunakan program lain pada saat yang sama dengan mudah.

RAM tidaklah mempengaruhi kecepatan render video, yang mempengaruhi adalah CPU dan GPU lah yang paling bertanggung jawab akan hal ini.

Haruskah kamu meningkatkan/menambah RAM?
Sebelum kamu menambah RAM pastikan untuk mengevaluasi secara seksama ketiga faktor persyaratan memori keseluruhan yang disebutkan di atas. Kartu memori RAM bisa sangat mahal dan kamu kemungkinan besar tidak perlu menggunakan RAM maksimum untuk komputermu. Jika kamu harus memutuskan untuk meningkatkan, lihat daftar RAM yang disarankan di atas dan pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan. Ingatlah bahwa memiliki komputer dengan kartu video (Video Card) yang bagus (GPU), prosesor (CPU) dan penyimpanan (hard drive) bahkan lebih penting daripada membeli RAM yang berlebihan. Kamu juga perlu mengetahui Mother Board yang kamu miliki apakah juga telah mendukung kemungkinan up grading, sebab sekali lagi RAM yang tinggi belumlah mendukung penuh kinerja komputermu. Sebagai saran bila kamu ingin memutakhirkan secara keseluruhan mesin editing, belanjalah komputer yang memang telah siap untuk di-up grede hingga dalam jangka waktu yang cukup lama meskipun pemenuhannya mencicil (secara perlahan). Tapi manfaat jangka panjang masih dapat kamu gunakan.

=====
Redaksi Mind 8 Corp (AM)

Monday, 17 September 2018

Laptop Editing Video Terbaik di 2018, Rendering Lancar

Bagi Anda yang sering berkutat dengan aktivitas editing video tentu dibutuhkan perangkat laptop dengan spesifikasi mumpuni. Karena untuk mengedit video memerlukan laptop yang cepat, pengolah grafis yang kuat dan layar dengan resolusi tinggi.

Sebab ketika mengedit video prosesor akan memproses banyak informasi, sehingga dibutuhkan sebuah sistem yang mampu menangani beban kerja yang berat. Tugas seperti rendering video membutuhkan prosesor dengan data komputasi cukup cepat untuk menampilkan dan memperbarui gambar tanpa latency. Jadi, semakin banyak core yang dimiliki prosesor maka semakin cepat data tersebut dapat menghitung semua data. Hal ini akan berdampak pada tugas yang dapat selesai dengan lebih cepat.

Begitu pula kebutuhan pada kartu grafis atau VGA. Meski tergantung pada program pengeditan video, kartu grafis pada laptop akan menghabiskan sebagian dari beban kerja prosesor. Jadi sangat penting laptop video editing memiliki GPU yang kuat. Intinya dengan menggunakan laptop untuk editing video yang berkinerja tinggi, Anda bisa bekerja lebih produktif.

Sebab jika sampai salah memilih laptop untuk editing video, waktu Anda akan terbuang lebih banyak selama produksi maupun pasca produksi. Lalu apakah laptop gaming bisa digunakan untuk editing video? Tentu saja, karena kebanyakan laptop gaming sudah dilengkapi dengan prosesor multicore. Dimana prosesor Core i5 yang paling minim direkomendasikan.

image via GunPowderVideo.com

Jika demikian, laptop dengan spesifikasi apa yang cocok untuk editing video? Penjelasannya seperti ini, untuk mengedit sebuah video dibutuhkan software khusus. Ada beberapa software editing video yang familiar seperti Adobe Premiere atau Adobe After Effect. Dan software ini sendiri memiliki syarat spesifik agar bisa berjalan pada laptop.

Misalnya ingin menginstal Adobe After Effect, laptop untuk editing video yang digunakan harus memiliki prosesor multicore 64-bit, RAM 8GB (direkomendasikan 16GB), layar beresolusi 1280 x 1080 pixel dan pengolah grafis mumpuni.

Dari syarat itu saja sudah dapat dilihat bahwa untuk proses editing video ini memang benar-benar dibutuhkan spesifikasi yang tinggi. Diluaran memang ada beberapa aplikasi yang tidak memiliki syarat terlalu berat, namun fitur-fitur yang ditawarkan tidak terlalu lengkap. Bagi Anda yang memang mencari rezeki di dunia editing video tentu hal ini akan berpengaruh besar pada hasil.

Untuk memiliki laptop editing video yang mumpuni memang harus merogoh kocek yang dalam. Tapi tidak perlu khawatir, karena semua akan terbayar dengan kinerjanya. Apalagi jika Anda adalah seorang videografer profesional yang memproduksi iklan untuk perusahaan besar.

Berikut beberapa laptop untuk video editing terbaik yang bisa dipilih di 2018:


Laptop Acer untuk Editing Video

1. Acer Aspire VX 15 VX5-591G


Acer Aspire VX 15 VX5-591G bisa dipilih jika Anda mencari laptop editing video murah. Memiliki layar berukuran 15,6 inch yang relatif besar dengan resolusi FullHD LED. Performanya mengandalkan prosesor Core i7-7700HQ berkekuatan 2,8 GHz yang dapat ditingkatkan hingga 3,8 GHz.

Perangkat ini juga dibekali kartu VGA yang sama handalnya dari NVIDIA GeForce GTX1050. Untuk kapasitas penyimpanan, RAM 8GB dapat menjadikan laptop ini cukup responsif saat editing video.

Kriteria Spesifikasi;

  • Ukuran Layar   : 15.6 inch
  • OS                           : Linux
  • Tipe Prosesor          : Core i7
  • Resolusi Layar : 1920 x 1080 Pixel
  • RAM                 : 16 GB
Harga Termurah: Rp. 13,799,000  Detail

2. Acer Predator 17 G9-792G



Acer Predator 17 G9-792G memang lebih ditujukan untuk gaming, namun pastinya juga cocok dijadikan sebagai laptop untuk video editing. Mengusung layar besar hingga 17,3 inch dengan resolusi minimal FHD berjnis IPS. Performa prosesor quad-core dari Intel Skylake Core I7-6700 HQ makin moncer dengan paduan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 980M dan RAM 16GB. Acer melengkapi perangkat ini dengan Cooler Master Pad untuk pendingnan maksimal.

Kriteria Spesifikasi;

  • Ukuran Layar   : 17.3 inch
  • Resolusi Layar : 1920 x 1080 Pixel
  • OS                         : Windows 10
  • Tipe Prosesor          : Core i7
  • RAM                       : 16 GB 
Harga Termurah: Rp. 31,999,000  Detail. 

Macbook untuk Editing Video 

1. MacBook Pro MPTR2



MacBook Pro MPTR2 hadir dengan bobot yang masih ringan sekitar 1,8kg. namun didalamnya sudah terpasang prosesor Core i7 dengan kekuatan 2,8 GHz yang berpadu dengan GPU AMD Radeon Pro 555 dengan kapasitas 2GB. Selain itu kapasitas penyimpanan internal nya pun cukup mumpuni hingga 256 GB berjenis SSD.

Yang tak kalah penting laptop editing video dari Apple ini menyediakan memori RAM 16GB. Jangan lupakan juga kemampuan layarnya yang memiliki bentang 15,6 inch dengan resolusi 2880 x 1800 pixel yang nyaman untuk mata.

Kriteria Spesifikasi;

  • Ukuran Layar         : 15.6 inch
  • Resolusi Layar : 2880 x 1800 Pixel
  • OS                           : macOS High Sierra
  • Tipe Prosesor         : Core i7
  • RAM                 : 16 GB 
Harga Termurah: Rp 29,288,000 Detail.

2. Apple Macbook Pro MJLQ2


Perangkat Macbook Pro besutan Apple memang sejak lama dikenal sebagai laptop untuk editing video yang tangguh dengan ketebalan hanya 1,8 cm saja. Selain selalu tampil beda, laptop Macbook juga menawarkan durabilitas yang tinggi dan fitur yang tidak dimiliki laptop lain. Di laptop Apple Macbook Pro MJLQ2, sudah menggunakan layar Retina dengan ukuran seluas 15,4 inci. Menggunakan layar berjenis IPS, resolusinya juga sudah mencapai 2880 x 1800 piksel dan keradatan 220 ppi.

Laptop ini sudah diotaki prosesor Intel Core i7 yang memiliki berkecepatan hingga 2.2 GHz. Prosesor ini akan berpadu dengan kartu grafis Intel Iris Pro Graphics dan masih disokong memori RAM hingga kapasitas 16GB serta ruang penyimpanan internal sebesar 256GB. Laptop Macbook Pro ini berjalan dengan OS X Yosimite dengan menyediakan beragam port, seperti MagSafe 2, Thunderbolt 2 (hingga 20 Gbps), USB 3.0 (hingga 5 Gbps), HDMI, Headphone, dan Slot Kartu SDXC.

Kriteria Spesifikasi

  • Ukuran Layar         : 15.4 inch
  • Resolusi Layar : 2880 x 1800 Pixel
  • Tipe Prosesor          : Core i7
  • OS                         : Mac OS X
  • RAM                 : 16 GB 
Harga Termurah: Rp 20,800,000 Detail.


Laptop ASUS untuk Editing Video

1. Asus Vivobook Pro N580



Asus Vivobook Pro N580 memiliki spesifikasi seperti prosesor Core i7-7700HQ, kartu grafis Nvidia GeForce GTX1050, RAM 8GB yang bisa diekspansi hingga 12GB. Untuk layarnya, perangkat ini memiliki panel berukuran 15,6 inci dengan resolusi Full HD dan jarak antara layar dan bodi sebesar 72,3 persen.

Panel layarnya juga memiliki kecerahan sebesar 300 nits, 282 ppi dan coverage area warna atau sRGB hingga 100 persen. Dengan spesifikasi seperti ini tentu layar ASUS Vivobook Pro N580 akan memberikan tampilan gambar yang nyaman ketika menikmati konten multimedia.

Termasuk nyaman sebagai laptop gaming atau editing, baik foto maupun video. ASUS Vivobook Pro N580 menggunakan sistem dual fan yang terpasang pada CPU dan GPU sebagai metode pendinginan. Integrasi keduanya, akan sangat efektif untuk mengeluarkan panas yang terjadi ketika laptop dalam keadaan full load.

Kriteria Spesifikasi:

  • Ukuran Layar         : 15.6 inch
  • Resolusi Layar : 1920 x 1080 Pixel
  • OS                         : Windows 10
  • Tipe Prosesor         : Core i7
  • Nomor Prosesor : 7700HQ
  • RAM                 : 8 GB
Harga Termurah: Rp 13,900,000 Detail.



2. ASUS ROG GL552VW-CN656D


Laptop ASUS ROG GL552VW-CN656D hadir dengan harga yang terjangkau namun sudah dipersenjatai beragam perangkat keras yang handal. Mengusung panel layar IPS berukuran 15,6 inci dengan resolusi FullHD terasa nyaman untuk menikmati beragam aktivitas, termasuk gaming dan editing video. Performa laptop untuk editing video ini mengandalkan pada prosesor quad-core dari Intel Core i7 yang akan dipadukan dengan kartu grafis GeForce GTX 960M.

Kartu grafis ini memiliki teknologi 640 Cuda Core dengan kecepatan tembus diatas 1 GHz. Laptop ASUS ROG GL552VW-CN656 menanam dua jenis penyimpanan, yaitu Hardisk drive (HDD) yang berkapasitas sebesar 1 TB dan Solid State Drive (SSD) sebesar 128GB.

Kriteria Spesifikasi:

  • Ukuran Layar   : 15.6 inch
  • Resolusi Layar : 1920 x 1080 Pixel
  • OS                         : DOS
  • Tipe Prosesor         : Core i7
  • RAM                 : 16 GB
Harga Termurah: Rp 16,399,000 Detail.

Laptop Dell untuk Editing Video

1. Dell XPS 15Z | CORE I7-4702HQ



Dell XPS 15Z Dell XPS 15Z ditenagai prosesor Core i7-4702M berkecepatan 2.7 GHz yang sudah didukung memori RAM 8GB. Pengolah grafis yang digunakan adalah NVIDIA GeForce GT 525M yang memiliki performa handal. Dengan layar WLED 15.6 inch resolusi 1920 x 1080 pixel proses editing video dijamin  lancar.

Untuk penyimpanan data, Anda bisa menggunakan harddisk berkapasitas 750 GB. Yang menarik dari laptop untuk editing video ini adalah bentuknya yang ramping dengan ketebalan 24,68 mm. Sehingga sangat nyaman untuk dibawa kemanapun.

Kriteria Spesifikasi:

  • Ukuran Layar   : 15.6 inch
  • Resolusi Layar : 1920 x 1080 Pixel
  • OS                         : Windows 7
  • Tipe Prosesor       : Core i7
  • RAM                  : 8 GB
Harga Termurah: Rp 26,270,000 Detail.

Laptop Gigabyte untuk Editing Video

1. Gigabyte Sabre 15 P45G | Core i7-7700


Gigabyte Sabre 15 P45G ditenagai prosesor Core i7-7700HQ yang dipadukan dengan kartu grafis NVIDIA Geforce GTX1050 yag memiliki VRAM 2GB. Perpaduan prosesor kencang dan VGA sekelas desktop pada perangkat ini masih di sokong memori RAM 8GB.

Laptop yang ditujukan untuk gaming ini juga masih sangat mumpuni untuk editing video. Bekerja akan terasa maksimal berkt keluaran audio dengan teknologi Sound Blaster Cinema 3. Dari segi desainnya, Gigabyte Sabre 15 P45G cukup kompak dan sangat ergonomis.

Kriteria Spesifikasi:

  • Ukuran Layar   : 15.6 inch
  • Resolusi Layar : 1920 x 1080 Pixel
  • OS                    : DOS
  • Tipe Prosesor   : Core i7
  • RAM                 : 8 GB
Harga Termurah: Rp 15,300,000 Detail.

Laptop HP untuk Editing Video

1. HP Omen 15-CE086TX



HP Omen 15-CE086TX dilengkpai panel layar FullHD berukuran 15 inch. Laptop yang juga cocok untuk editing video ini ditenagai prosesor Core i7-7700HQ yang di dukung pengolah grafis dari NVIDIA GeForce GTX 1050Ti dengan VRAM 4GB.

Kecepatan transfer file juga berlangsung cepat karena menggunakan SSD sebesar 256GB. Untuk proses multitasking sudah di dukung dengan kapasitas RAM mencapai 16GB DDR4. Perangkat ini juga punya kekuatan pada kualitas audio berkelas dari Bang & Olufsen.

Kriteria Spesifikasi:

  • Ukuran Layar   : 15.6 inch
  • Resolusi Layar : 1920 x 1080 Pixel
  • OS                    : Windows 10
  • Tipe Prosesor        : Core i7
  • RAM                   : 16 GB
Harga Termurah: Rp 17,900,000 Detail.

2. HP Pavilion 15-bc028tx



HP Pavilion 15-bc028tx memiliki banyak fitur mumpuni untuk melakukan banyak hal, termasuk menjadi laptop untuk editing video. Laptop ini memiliki ukuran layar 15, 6 inci dengan resolusi FullHD 1920 x 1080 piksel. Berjalan dengan sistem operasi Windows 10 Home 64-Bit, kinerjanya terasa maksimal berkat penanaman prosesor Intel Core i7-6700HQ yang memiliki kecepatan 2.6 GHz dan dapat ditingkatkan hingga 3.5 GHz melalui teknologi Turbo Boost.

Tidak hanya itu, laptop HP Pavilion 15-bc028tx juga dipersenjatai grafis handal dari Nvidia GeForce GTX 960M yang akan disokong memori RAM mencapai 16GB. Sedangkan ruang penyimpanan internal memakai hardisk berkapasitas 1TB dan SSD sebesar 128GB.

Kriteria Spesifikasi;

  • Ukuran Layar         : 15.6 inch
  • Resolusi Layar : 1920 x 1080 Pixel
  • OS                      : DOS
  • Tipe Prosesor          : Core i7
  • RAM                 : 16 GB
Harga Termurah: Rp 15,052,000 Detail.

Laptop Lenovo untuk Editing Video

1. Lenovo Legion Y520-24ID



Lenovo Legion Y520-24ID sejatinya lebih ditujukan sebagai laptop gaming dengan desain ramping. Di dalam mesinnya telah tertanam prosesor Kaby-Lake i7-7700HQ yang memiliki kecepatan 2,8 Ghz. Prosesor ini dikombinasikan dengan kartu grafis NVIDIA GeForce GTX 1050 Ti 4GB serta memori RAM 8GB.

Sambil bekerja editing video Anda bisa menikmati keluaran audio berkelas yang berasal dari speaker stereo Harman Kardon.

Kriteria Spesifikasi:

  • Ukuran Layar         : 15.6 inch
  • Resolusi Layar : 1920 x 1080 Pixel
  • OS                    : Windows 10
  • Tipe Prosesor    : Core i7
  • RAM                : 8 GB
Harga Termurah: Rp. 15,150,000 Detail.


2. Lenovo IdeaPad Y700-7JID



Lenovo IdeaPad Y700-7JID memiliki desain yang sangat futuristic untuk pengalaman visual sempurna. Mengusung layar frameless berukuran 15,6 inch dengan pilihan resolusi Full HD (1920 x 1080) atau Ultra HD (3840 x 2160). Dibekali dengan prosesor Intel generasi terbaru Intel Core i7-6700HQ dan pengolah grafis dari Nvidia GeForce GTX 960M yang tentunya memiliki performa dan manajemen daya memukau. Kualitas audio didalamnya didukung teknologi audio JBL untuk kualitas suara menggelegar. Makin lengkap dengan RAM 16 dan ruang penyimpanan hingga  2TB.

Kriteria Spesifikasi:

  • Ukuran Layar         : 15.6 inch
  • Resolusi Layar : 1920 x 1080 Pixel
  • OS                         : Windows 10
  • Tipe Prosesor         : Core i7
  • RAM                 : 16 GB
Harga Termurah: Rp 15,395,000 Detail.

Kesimpulan

Sebenarnya masih banyak pilihan laptop untuk editing video yang bisa Anda pilih di Pricebook. Karena hampir semua produsen laptop memiliki produk yang dilengkapi spesifikasi tinggi. Beberapa diantaranya selain nyaman untuk editing video juga sanggup digunakan untuk memainkan game dengan grafis tinggi. Bahkan daftar di atas sejatinya memang laptop gaming, namun bisa juga menjadi laptop editing video yang handal


Sumber Literasi : 
https://www.pricebook.co.id/article/market_issue/2015/07/13/1563/daftar-laptop-yang-pas-untuk-editing-video

==================
Sebelum kami memposting  ulang tulisan ini, kami menelaah sejauh mana tulisan dari.www.pricebook.co.id ini ditulis. Sebelum itu kami mohon ijin berbagi tulisan ini kepada komunitas blogger kami, sebagai bentuk berbagi pengetahuan yang cukup penting. Terima kasih sebelumnya kami ucapkan. Salam

Wednesday, 12 September 2018

Tips : MENYUTRADARAI VIDEO KLIP (Untuk COVER LAGU)



Yang perlu kamu catat adalah, Video Klip memang bukan Program Acara Televisi. Video Klip memang bukan konten drama tv, non drama atau Jurnalistik. Namun, Video Klip masuk bagian dari Program Acara Televisi Non drama yang paling mudah diingat. Hampir semua Stasiun Televisi mempunyai Acara Musik dengan format Repackaging Video yang menggunakan materi Video Klip sebagai pengisi acara. Padahal, setiap Video Klip disutradarai oleh kreator yang berbeda-beda, sedangkan Sutradara Acara Musik hanya bertugas mengemas ulang dan memberikan bumbu penyedap agar acaranya terlihat indah, menarik, dan digemari pemirsa. Lihat saja segudang acara musik di MTV music, atau hari ini kita lihat program acara Break out Net. Tv dengan kemasan yang modern renyah karena VJ yang disajikan juga terbilang cukup smart. Apakah di televisi lain ada yang menyajikan program yang sama dengan Break out Net. Tv? Saya kira hari ini nyaris tidak ada.


Hari ini pula banyak lagu-lagu lama yang dibuat ulang lagunya dengan tampilan dan kemasan yang berbeda, karena tergantung pada karakter vokal dan aransemen musik. Berikut ini adalah tips-tips untuk menyutradarai Video Klip baik untuk cover lagu maupun lagu baru, sebagai pelengkap wawasan tentang bagaimana baiknya kamu menjadi sutradara.
  • Dengarkan lagu 
  • Tuangkan Ide dan konsep yang kuat
  • Tentukan lokasi 
  • Buatlah storyboard 
  • Syuting
Seorang pemula biasanya akan kesulitan pada saat memulai membuat sebuah video klip, permasalahan mulai dari mana mencari ide kreatif setelah beberapa kali mendengarkan lagu yang ingin digarap menjadi video klip. Namun ide belum juga muncul. Dengarkan lagu dan pahami birama-nya, lagu-lagu di Indonesia kebanyakan mempunyai birama 4/4 dan inilah yang menentukan sebuah warna video klip yang akan kamu garap. Mendengarkan lagu juga harus ikut membaca teks syairnya, paling tidak pada saat membaca syair atau lirik lagu tersebut imajinasi mulai terbangun. Jika sudah, maka kamu pun bisa menuangkan konsep/ide kamu ke dalam skenario.


Ide kreatif pembuatan video klip adalah biasanya dari pengalaman hidup kamu sehari-hari, bukan dari pengalaman orang lain. Untuk itu, apa yang kamu lihat, kamu sentuh, kamu rasakan, kamu nikmati, kamu dengarkan, dan kamu renungkan semuanya merupakan proses dari penjelmaan imajinasi verbal menjadi karya nyata yang bervisual. Namun, mencari dan merenungkan ide kreatif dapat dilatih setiap hari, setiap waktu, setiap detik. Sebagai contoh cobalah kamu bangun pagi hari, lihat sekeliling kamu, tempat tidur, jam, bantal, jendela, buku, lukisan, bohlam lampu, cicak, semut, sepatu butut, cat dinding atau puntung rokok, semuanya adalah objek yang inspiratif buat mencari ide video klip. Siapa tahu kamu dari sana mempunyai ide membuat video klip dengan tata artistik bertekstur khas tapak sepatu dengan gaya vintage yang sedang ngetren hari ini. Untuk itu, perhatikan detail-detail objek dalam pengalaman hidup sehari-hari, terutama pada objek-objek yang jarang diperhatikan orang.
Video klip mempunyai lima bahasa yang sangat universal, yaitu bahasa ritme (irama), bahasa musikalisasi (instrumen musik), bahasa nada, bahasa lirik, dan bahasa performance (penampilan) (Naratama : 2006).
Seluruh renungan dan imajinasi masuk dalam satu lagu dengan uraian nada dari penyanyi atau instrumen tertentu. Untuk itu, akan lebih baik kalau sebelum mencari ide kreatif, kita perlu memahami kelima bahasa tersebut dari lagu yang akan dibuatkan video klip. Kita harus memahami benar tempo birama dari lagu tersebut apakah slow beat, fast beat, midle beat? Atau perpaduan semuanya? Rasakan birama nada. Resapi dan ketuk kaki atau menggunakan jemari tangan mu di atas meja untuk mendapatkan tempo yang tepat. Setelah itu, kita masuk ke proses musikalisasi (instrumen musik).


Selanjutnya, nah ini nih... seorang pembuat video klip juga dituntut cukup mengerti wawasan musik, karena itulah yang akan memberi warna dari video klip yang akan kamu garap. Selain juga untuk membangun emosi dari video klip musik tersebut. Hal lainnya adalah perhatikan juga aransemen lagu, kalau perlu diskusikan dengan penata musik ”mengapa aransemennya dibuat seperti ini?" Selanjutnya, giliran aluran nada-nada menjadi perhatian. Nyanyikanlah lagu ini, dalam hati, atau kalau perlu di kamar mandi untuk melengkapi imajinasi kamu.

Yang terakhir, perhatikanlah performen dari si penyanyi atau pemusik. Selami karakter mereka. Gali setiap sisi profil diri mulai dari latar belakang, pendidikan, pengalaman musik, hingga ke urusan profil untuk wajah, hidung, kuping, mimik, style, fashion dan gerakan tubuh. Setelah itu, persepsikanlah imajinasi kita dari penampilan penyanyi ke dalam lagu, nada, lirik, dan aransemen secara visual. Apakah cocok dengan simbolisasi atau verbal? Ini adalah kunci pertama. Jangan sampai salah persepsi.



Disarikan dari berbagai sumber

Oleh : Anton Mabruri (Praktisi Broadcast tv, Filmmaker dan Penulis)

Thursday, 16 August 2018

Cara Menulis Sinopsis yang Baik



Sinopsis adalah merupakan ringkasan atau garis besar naskah yang menggambarkan isi dari sebuah film, buku, atau pementasan yang dilakukan baik secara konkrit maupun secara abstrack.

Sinopsis biasanya digunakan sebagai prolog pada sebuah naskah yang sengaja dibuat yang bertujuan untuk memudahkan penonton mengetahui dan memahami secara singkat isi yang ada pada naskah tersebut. Dinamakan sebuah ringkasan karena pada sinopsis biasanya hanya berupa beberapa jumlah halaman atau seperlima dari isi naskah yang digunakan.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sinopsis merupakan sebuah ringkasan dari sebuah buku, atau naskah pada drama dan theater yang menggambarkan isi secara garis besarnya saja.

Cara menulis sinposis yang baik sudah merupakan kebiasaan dan pengetahuan penting yang harus dimiliki oleh seorang penulis. Penulis sebelum menerbitkan bukunya akan dimintai oleh penerbit untuk melampirkan sinopsis dari buku yang dibuat, baik itu berupa buku fiksi maupun buku-buku ilmiah.
Namun, masih banyak juga penulis yang masih belum mengetahui cara menulis sinopsis yang baik untuk buku yang ditulisnya. Bahkan seringkali ada yang menyamakan antara sinopsis dengan resensi. Sungguh kesalahan yang harus dibenarkan.

Pada postingan sebelumnya, cara menulis resensi buku fiksi dan cara menulis resensi buku ilmiah sudah dijelaskan dengan gamblang. Oleh karena itu diharapkan tidak ada lagi kesalahan dalam menuliskan resensi dengan harapan cara menulis sinopsis yang baik kali ini juga mampu memberikan wawasan yang lebih baik.

Adapun hal-hal yang haris diperhatakan dalam cara menulis sinopsis yang baik adalah sebagai berikut:

Satu halaman saja, tidak lebih.

Cara menulis sinopsis yang baik sebaiknya tidak lebih dari satu halaman karena sinopsis itu merupakan ringkasan dari isi buku yang ditulis, bukan ulasan apalagi pendapat pribadi.

To the point

Sinopsis harus langsung menceritakan tentang isi buku yang merupakan klimaks dari alur cerita buku tersebut. Tidak membahas panjang lebar termasuk karakter tokoh maupun latar cerita dalam buku tersebut.

Bukan pendapat pribadi

Sinopsis tidak bercerita tentang pendapat pribadi akan suatu buku. Pendapat pribadi hanya berlaku ketika ingin menulis sebuah resensi dan tidak berlaku dalam cara menulis sinopsis yang baik.

Bahasa sederhana

Menuliskan sinopsis tidak perlu menggunakan bahasa yang rumit dan sulit dimengerti. Cukup menggunakan bahasa yang sederhana, mudah difahami dan tentu saja tidak “alay plus lebay”. Namun dapat juga menuliskan sinopsis dalam bahasa asing jika buku rencananya dipasarkan di luar Indonesia.

Sesuai dengan Isi Buku

Jangan menulis sinopsis yang tidak sesuai dengan isi buku sebab akan “menipu” pembaca. Jika demikian adanya, maka buku-buku selanjutnya tidak akan diminati oleh pembaca bahkan penulis akan masuk ke dalam daftar blacklist akibat ketidaksesuaian tersebut.

Demikian cara menulis sinopsis yang baik, semoga menjadi tambahan wawasan bagi pembaca sekaligus bagi penulis yang masih pemula.selamat menulis!!!

Sumber Literasi : 
https://chemistrahmah.com/cara-menulis-sinopsis-yang-baik.html

==================
Sebelum kami memposting  ulang tulisan ini, kami menelaah sejauh mana tulisan dari www.chemistrahmah.com ini ditulis. Sebelum itu kami mohon ijin berbagi tulisan ini kepada komunitas blogger kami, sebagai bentuk berbagi pengetahuan yang cukup penting. Terima kasih sebelumnya kami ucapkan. Salam

Wednesday, 1 August 2018

SPESIFIKASI PC UNTUK EDITING 2018

Spesifikasi PC Ideal Untuk Video Editing 1080 Sampai 4K (2018)

Jika kamu bekerja atau emang ahli yang memerlukan video editor untuk keperluan pengeditan di bagian efek visual/animasi, kamu pasti harus membutuhkan Komputer dengan performa yang sangat tinggi apalagi saat lagi mengedit video dengan resolusi tinggi 4K contohnya, Agar bisa berjalan dengan lancar, Artikel ini saya bakal ngasih nih, 7+ spesifikasi komputer terbaik yang bisa membuat anda mengedit dengan lancar di adobe prieme,after effect,sony vegas,dsb. Dengan resolusi tinggi tanpa lag.

Saat merakit PC baru, Pertama kamu harus menginstal sistem operasi terlebih dahulu. Untuk PC editing video custom, sebaiknya gunakan Windows 10 dengan update paling baru, yang bisa Kamu download disini.

Merakit PC untuk aplikasi yang sudah populer seperti Adobe Premiere dan Sony Vegas. Jika menggunakan aplikasi DaVinci Resolve, saya bakal menyertakan dengan rekomendasi kartu grafis terpisah, karena Resolve membutuhkan perfoema yang lebih besar dari unit pemrosesan grafis. Lihat bagian Penyelesaian untuk informasi lebih lanjut tentang persyaratan hardware pc spesifikasinya.

Specs #1 - Recomended for 1080 (LowBudget)

CPU: Intel i5-8400 or Intel i5-8600K
Graphics Card: GTX 1050
Motherboard: MSI Z370-A Pro
RAM: 8 GB DDR4
Storage 1: Crucial MX300 275GB SSD
Storage 2: SSHD
Power Supply: EVGA 500 B
Operating System: Windows 10

Dengan spesifikasi diatas kamu bisa meng-edit video dengan aplikasi seperti After effects,Sony vegas dsb, akan berapa enteng. Tapi untuk meng-edit kamu bisa menggunakan resolusi 1080x1920 untuk masalah resolusi 4K (bisa), tapi tak semulus 1080x1920 saat melakukan editing video. Jadi ini saya rekomendasikan lebih mengarah ke resolusi 1080 60fps

Untuk kamu yang menggunakan program video editing DaVinci Resolve kamu bisa mengganti vganya GTX 1050 ke GTX 1060 6GB.

Specs #2 - Recomended for 1080 & 4K (Power User)

CPU: Intel i5-8600K
Graphics Card: GTX 1050 Ti
Motherboard: MSI Z370-A Pro
RAM: 16 GB DDR4-3200
Storage 1: 525GB Crucial MX300 SSD
Storage 2: SSHD or HDD
Power Supply: EVGA GQ 650W
Operating System: Windows 10

Dengan spesifikasi ini kamu bisa langsung menggunakan resolusi tinggi @4K dengan 60fps dengan lancar. buat kamu yang menggunakan aplikasi DaVinci Resolve silahkan ganti grapichs ke 1060 6GB+

Specs #3 - Recomended for 4K (Professional Build)

CPU: Intel i7-8700 (or i7-8700k)
Graphics Card: GTX 1060 6GB
Motherboard: ASUS Prime Z370-A
RAM: 32 GB dual channel DDR4-2666
Storage 1: Samsung 960 EVO 500 GB M.2 SSD
Storage 2: SSHD
Power Supply: EVGA G3 750W
Operating System: Windows 10

Spesifikasi diatas menunjukan pc yang mempunyai performa yang sangat tinggi. CPU sudah mempunyai 6 core(s) dan 12-thread, untuk mengedit video seperti menggunakan aplikasi AF,AP, atau sony vegas bakal sangat enten, di resolusi 4k sekalipun. jadi ini sangat recomended jika pengen jadi editor professonal. buat kamu yang pake Devinci resolve, saya rekomendasikan pake 1080/1080Ti

Specs #4 - Recomended for 4K (Super Build Computer)

CPU: Intel i7-7820X
Graphics Card: GTX 1070
Motherboard: MSI X299 SLI Plus
RAM: 32 GB quad channel DDR4-3000
Storage 1: Samsung 960 EVO 500 GB M.2 SSD
Storage 2: SSHD
Power Supply: EVGA G2 850W
Operating System: Windows 10

Ini merupakan spesifikasi ideal dengan PC super ini, kamu bisa mengedit video & animasi yang sangat keren, dengan Hastag (#4K @60FPS) :v. Ini juga merupakan rekomendasi saya jika mempunyai budget yang tinggi. kalo pake DaVinci Resolve silahkan ganti ke GTX 1080Ti biar makin joss saat editing.

Specs #5 - Recomended for 4K (Best PC Video Editor 2018)

CPU: Intel i9-7940X or Ryzen Thread Reaper
Graphics Card: GTX 1080 Ti (or Titan Xp for about 3% more performance)
Motherboard: ASUS ROG Rampage VI APEX
RAM: 64 GB quad channel DDR4-3200
Storage 1: Samsung 960 Pro 1 TB M.2 SSD (or 2TB version)
Storage 2: SSHD
Power Supply: Seasonic Prime Titanium 1000
Operating System: Windows 10

Kenapa ini menjadi paling terbaik?, Tentu saja processornya saja untuk yang versi intel 14core i9-7940x, 16core i9-7960x dan 18core 19-7980Xe. untuk si AMD threadripper 1950x menggunakan 24core. jadi ini pc merupakan yang terbaik dari semua diatas. dengan RAM 64gb kamu bisa melakukan aktivitas apapun. Kamu juga bisa mendapatkan reander lebih super cepat. Untuk kamu yang menggunkan DaVinci Resolve alangkah lebih extreme kamu menggunakan 2x GTX 1080Ti atau GTX Tinta XP yang katanya 3% lebih faster untuk reander.

Jadi itu beberapa spek yang idel untuk melalukan reander app di video editor dari low budget sampai best komputer. bagaimana? apakah anda tertarik untuk merakitnya?


Sumber Literasi : 
https://miwikidsgn.blogspot.com/2017/12/spesifikasi-pc-ideal-for-multimedia.html


==================
Sebelum kami memposting  ulang tulisan ini, kami menelaah sejauh mana tulisan dari www.miwikidsgn.blogspot.com ini ditulis. Sebelum itu kami mohon ijin berbagi tulisan ini kepada komunitas blogger kami, sebagai bentuk berbagi pengetahuan yang cukup penting. Terima kasih sebelumnya kami ucapkan. Salam


Wednesday, 11 July 2018

DIGITAL FILMMAKING COURSE


PROGRAM DIGITAL FILMMAKING COURSE
FILMMAKING – BEGINNER CLASS
2 (Dua) Bulan 20 (+5) kali pertemuan atau lebih
Overview: Program ini memberikan pemahaman pada Sinematografer Dasar s.d keahlian Madya. Peserta diajarkan tahapan-tahapan pra produksi, produksi dan produksi Film dengan teknologi Full Digital. Menyiapkan tenaga siap berkarya cipta (kerja) menjadi Filmmaker.

FILMMAKING – INTERMEDIATE CLASS
3 (Tiga) Bulan 25 (+5) kali pertemuan atau lebih
Overview: Program ini memberikan pemahaman pada Sineamtografer Dasar s.d Tingkat Mahir. Peserta diajarkan tahapan-tahapan pra produksi, produksi dan produksi Film dengan teknologi Full Digital dengan menghasilkan karya pilihan peserta kursus berupa film pendek [indie movie]. Menyiapkan tenaga siap berkarya (kerja) menjadi Filmmaker.

Jenis Kursus
Scriptwriter
Cameraman Film (DOP)
Artistik Film
Film Editor

Jadwal Kursus
Pilih hari, sesuai waktu luangmu


BIAYA KURSUS klik di sini
AMBIL KURSUS PAKET LEBIH HEMAT

Telah dibuka kelas PROFESIONAL BROADCAST TV & FILMMAKING 

Info Pendaftaran:
Mind 8 Course
Ruko Tran Depok Cyber Village No. 26
Jl. Kalimulya Depok Jawa Barat (500M dari GDC - Grand Depok City atau 1,5 Km dari Kantor Walikota Depok)
Telpon 021 229 74073 [Contact & WA: 0819 0609 2128]
e mail : mind8course@gmail.com
web : www.mind8production.com
Follow me @mindpro
Like FB Mind 8 corporation

Sunday, 9 July 2017

CARA MERAKIT MESIN EDITING SUPPORT 4K

Perubahan teknologi Audio Visual membawa perubahan pada sejumlah penggunaan sistem dan aplikasi Audio Visual juga. Literasi saya kali ini akan membahas kebutuhan mesin editing untuk footage (gambar) beresolusi 4K. Gambar 4K sudah banyak yang tahu kan, gambar 4K adalah gambar yang memiliki resolusi 4096 x 2160 sering disebut dengan Digital Cinema. Lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:

Memilih atau merakit mesin editing (merangkai hardware) untuk 4K jauh lebih rumit daripada memilih perangkat lunaknya (software) yang kita gunakan. Di pasaran software untuk eding 4K telah banyak tersedia. Namun hardware-nya tidak demikian, selain harganya mahal juga diperlukan kompatibilitas satu dengan yang lainnya.

Seterusnya, untuk memulai kamu harus bertanya pada diri sendiri tentang beberapa hal proyek yang sedang kamu kerjakan. Pertanyaan tersebut antara lain:
• Apa jenis rekaman (footage) yang akan kita edit: R3D, CinemaDNG, ProRes, XAVC S, mp4?
• Seberapa kompleks proyekmu: single shot, single camera, multi-camera, animation, VFX (Visual Effect)?
• Apa format output yang kamu inginkan?
• Berapa lama kamu harus mengirimkan suntingan (maksdunya deadlinenya)?
• Yang terakhir, apakah kamu mengedit secara online atau offline?

Hal-hal tersebut adalah hal yang biasa dilakukan oleh editor jika memang kamu berkecimpung di bidang editor Audio dan Visual. Biasanya persoalan muncul dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Belajar Dari Kasus Offline Editing
Digital footage dari kamera satu dengan kamera lain itu memiliki perbedaan. Di mana ini akan berpengaruh pada besarnya file yang masuk ke dalam sistem editing. Sebagai contoh bila kamu mengedit footage 4K dari jenis kamera GoPro Hero4, JVC GYHMQ10, atau Sony FDR-AX1 tentu tidak memerlukan banyak kompresi ke HD, karena bitrate mereka memiliki kesamaan. Bayangkan jika kamu mengedit footage dari RED Camera, Balckmagic Ursa Mini atau Sony NEX-FS700. Raw dari file tersebut memiliki bitrate yang sangat tinggi, sehingga memerlukan storage dan kompresi yang tinggi pula.

Berawal Dari Hardware
Pertama kamu harus tahu dan memisahkan dua sistem editing yang kamu perlukan. Ada dua sistem editing yakni: offline editing dan online editing. Offline editing digunakan hanya untuk memotong dan menyusun gambar seperlunya (maksudnya sesuai naskah). Sedangkan online editing digunakan untuk triming (menghias) mulai dari color grading, visual efek (VFX) dan mixing. Selain itu gambar yang ditampilkan online editing teleh mendekati real time. Di bawah ini mendefinisikan perbedaan antara PC dan Mac dalam kebutuhan hardware mesin editing

CPU
Offline editing : Intel core i7 2,3GHz four-core
Online editing : Dual intel Xeon 2GHz six-core

GPU (Video Card) 
Offline Editing: NVIDIA GeForce GT 750M
Online Editing: Dual NVIDIA GeForce GTX 760M

Ingat selalu cek kompatibilitas Video Card dan RAM, sebab pada saat kamu melakukan rendering video yang besar secara bersamaan RAM dan GPU itu bekerja menyelesaikannya.

RAM – Memory
Offline Editing: 8GB RAM
Online Editing: 32GB RAM

Menurut saya harga hardware yang relatif murah ada di RAM, jadi tingkatkan penggunaan RAM semaksimal mungkin. Apalagi bila kamu bekerja secara multi software (misalnya kamu membuka : Adobe Photoshop, After Effect, Adobe Premiere, dll), maka biasanya kerja RAM akan meningkat berkali lipat.

Storage
Offline Editing: dedicated 7200rpm hard drive or SSD for media
Online Editing: dedicated 7200rpm hard drive or SSD for project files dan jenisnya striped RAID array

Motherboard
Carilah motherboard yang memberikan add-on untuk kita bisa melakukan expand (penambahan-penambahan lanjutan). Motherboard yang bagus memiliki paling sedikit tiga sampai empat slot PCIe x16 yang dapat suprting dan digunakan untuk video card, RAID card, dan monitoring card. Pilihannya pada ASUS, GIBABYTE, dan Supermicro.

Selintas memang hardware yang kita perlukan untuk mengedit gambar 4K lumayan mahal harganya bila kamu cek di pasaran. Saran saya, menabunglah. Karena kebutuhan editing gambar kedepan sudah banyak yang menggunakan file berformat 4K.

Selamat mencoba.

Oleh : Anton Mabruri (Praktisi Broadcast tv, Filmmaker dan Penulis)

Wednesday, 22 February 2017

APA PERBEDAAN INTERLACED DAN PROGRESSIVE DALAM VIDEO (JANGAN DISEPELEKAN!)


Ketika kamu membuat new project atau new sequence di software editing, ada satu parameter yang harus ditentukan, yaitu Field Dominance. Begitu pun ketika menggunakan software konverter. (Di software editing, kamu bisa melihatnya dengan meng-klik-kanan sequence, lalu pilih settings)

field dominance setting
Pentingkah pengaturan ini? Penting banget! (terutama bagi kamu yang mengerjakan program-program TV). Field Dominance ini akan berpengaruh pada cara monitor menampilkan video.

Coba perhatikan gambar berikut!


Kamu lihat gambar yang bergetar? Itulah yang terjadi kalau kamu salah memilih Field Dominance.
Field Dominance ini merujuk pada dua cara monitor menampilkan video, yaitu interlace dan progressive.

Banyak sekali yang tidak paham soal ini. Akibatnya banyak tayangan (TV) yang bergetar, gerakan objek tidak mulus, seakan berbayang. Ada juga yang sok tahu.. “ah gue mah selalu setting progressive, karena progressive lebih bagus”. Tidak sesimpel itu Guys! Karena interlaced dan progressive bukan soal selera. Tapi ada latar belakang teknis di belakangnya.

Perlu diingat ada dua standar format Full HD: 1080i dan 1080p. Huruf i dan p di sana pun mewakili dua mode itu, interlaced atau progressive. Karena itu, di artikel ini kita coba gali lebih dalam.

Kembali Ke Frame Rate
Untuk memahami dari mana munculnya interlaced dan progressive, kamu harus mengerti dulu seluk beluk frame rate. Frame rate adalah banyaknya gambar yang diputar dalam satu detik. Biasanya diukur dalam fps (frame per second). Teori ini sering disebut ilusi gambar bergerak, gambar berganti setiap sepersekian detik sehingga otak manusia mempersepsikannya sebagai gambar bergerak, bukan sebagai deretan foto. Maka aturannya sederhana, semakin tinggi frame rate, semakin realistis gerakan objek dalam video atau real time.

frame rate horse


Sebagai sebagai gambaran logika seperti ini, bila terdapat gambar tertulis angka 16 fps, itu artinya dalam 1 detik terdapat 16 gambar. Gambar itu sudah cukup untuk menipu otak, sehingga kita mempersepsikan gerakan (perception of motion). Maka pada saat itu digunakanlah standar 24 fps, walau pun sekarang juga masih digunakan. Tapi ada masalah yang muncul ketika itu, yaitu gambar  flickerFlicker itu seperti gambar di bawah ini. Seperti cahaya berkedip-kedip namun kanan kiri terdapat bayangan hitam seperti membentuk shadow dan terus berkedip-kedip.

flicker

Logikanya sederhana..
Proyektor menyinari film (seluloid) untuk menampilkan gambar ke layar. Yang mungkin kamu gak sadar adalah.. sebetulnya cahaya dari proyektor itu tidak terus menerus menyinari film. Tapi ada jeda di mana cahaya itu di-blokir ketika frame diganti. Itu diperlukan supaya pergantian frame tidak terlihat ‘ngeblur’. Itulah yang menimbulkan flicker. Karena cahayanya ‘putus-putus’.


Maka Thomas Edison sebagai penemu mekanik proyektor film ketika itu membuat perhitungan bahwa frame rate harus lah 46 fps atau lebih supaya flicker ini tidak terlihat. Masalahnya, saat itu berarti membutuhkan gambar atau film-strip yang lebih banyak. Ujung-ujungnya balik lagi ke biaya. Biayanya mahal. Tapi ada yang berfikiran jenius! Tidak perlu menambah frame. Cukup menjalankannya dua atau tiga kali setiap frame.

Artinya.. kalau menggunakan shutter blade ganda (perhatikan animasi di bawah), maka 24 fps akan tampak seperti 48 fps dan flicker tidak akan terlihat. Simpel bukan!?

simplex-e-7-single-shutter-animation-second

Lalu Bagaimana Dengan Broadcast TV?
Televisi pun sama, harus memutar frame rate yang cukup agar flicker tidak terlihat. Flicker di TV terjadi karena monitor pun harus me-refresh setiap gambar di layar (diukur dalam refresh rate). Dari sinilah muncul teknik interlaced dalam TV.

Apa Itu Interlaced?
Supaya lebih paham, kita harus kembali ke jaman TV tabung (CRT). Gambar yang terbentuk di TV tabung dijalankan dengan cara menembakkan elektron ke layar. Ketika elektron itu menyentuh layar, maka sebuah titik di layar akan bercahaya (dalam LCD disebut piksel). Si penembak elektron (sinar katoda) itu harus menyusun setiap titik di layar sampai penuh dari kiri ke kanan di setiap barisnya sampai penuh. Dan itu harus dilakukan setiap frame. Proses ini disebut scanning.


Dalam standar PAL (Phase Alternating Lines), dia harus menyelesaikan 625 baris setiap frame.

Masalahnya.. proses ini dibatasi oleh bandwidth (lebar pita frekuensi), di mana gambar ditransmisikan melalui gelombang radio (UHF) yang pada akhirnya mengendalikan arus listrik di dalam TV. Akibatnya proses scanning pun terbatas. Frame rate tidak bisa terlalu tinggi karena bandwidth membatasinya. Sementara itu dia harus menghindari flicker. (Ingat hukum Thomas Edison bahwa flicker bisa dihindari kalau frame rate di atas 46 fps).

Maka ditemukanlah teknik interlaced. Yaitu membagi frame menjadi dua baris: baris ganjil dan baris genap. Pertama, si penembak elektron akan menyelesaikan baris 1, 3, 5, dst sampai baris ganjil terbawah. Kemudian dia kembali ke atas untuk mengisi baris 2, 4, 6, dst sampai baris genap terbawah.

Dengan teknik ini, seolah-olah frame rate jadi dua kalinya (karena di jalankan dua tahap) dan flicker tidak tampak lagi. Karena itu 25 fps dalam mode interlaced disebut 50i, karena 2 x 25 fps (i=interlaced).



Dampak Interlaced Terhadap Monitor Digital
Dari uraian di atas harusnya kamu sudah paham bahwa interlaced hanya berlaku di TV. Karena kendala bandwitdh dan flicker tadi. Makanya mode interlaced ini tidak akan berjalan normal kalau diputar di monitor komputer. Karena monitor komputer (dan layar-layar digital lainnya) bekerja secara progressive. Dia tidak mengenal interlace. Progressive membentuk gambar dengan cara normal, yaitu menyusunnya secara berurut. Karena itu.. kalau kamu memutar video ber-interlaced di monitor komputer, maka akan tampak bergaris.


Sekarang kamu bisa menjawab: Mana yang lebih bagus kualitasnya, interlaced dan progressive?
Jawabannya adalah tergantung kamu mau menayangkannya di mana. Kalau di monitor komputer, HP, internet, LED (dengan mencolok flashdisk) kamu harus pilih progressive. Tapi kalau video itu harus kamu kirim ke stasiun televisi untuk dibroadcast, pilihlah interlaced.

Persoalan ini harus dipahami karena masih banyak yang salah kaprah. Orang TV yang tidak paham teknis menganggap bahwa interlaced itu jelek karena tampak berbayang (bergaris). Kalau dia melihatnya di layar komputer, ya iya pasti bergaris. Video itu kan untuk TV, maka lihatlah hasilnya di monitor TV.

Upper dan Lower Dalam Software Editing
Dalam software editing, kalau kamu memperhatikan sequence setting, kamu disuruh menentukan Field Dominance. Yang terdiri dari tiga pilihan:

  1. Upper
  2. Lower
  3. None

Kalau kamu memilih upper atau lower, itu artinya video yang dihasilkan akan ada dalam mode interlaced. Sedangkan none artinya progressive. Upper tidak lain adalah baris ganjil. Sedangkan lower adalah baris genap.

fcp field dominance
Apa maksudnya field dominance? Dan mana yang harus dipilih antara upper dan lower? (yang gak mau pusing sebaiknya lewat bagian ini)

Sebenarnya dalam mode interlaced tidak dikenal istilah frame. Yang ada adalah field. Field yang dimaksud baris ganjil dan baris genap, atau upper dan lower. Jangan salah paham.. kedua field ini tidak dihasilkan dengan memecah satu gambar yang sama jadi dua! Tapi dihasilkan dari dua gambar yang berbeda. Field upper diambil dari gambar yang satu tapi diambil baris genapnya, sedangkan field lower diambil dari gambar berikutnya, tapi diambil baris ganjilnya. Ilustrasinya seperti ini..

Field dominance
Ilustrasi di atas mungkin akan membuat pertanyaan: gambarnya jadi aneh dong? Tidak! Karena ke dua field ini tidak berjalan secara simultan. Tapi berjalan selang seling: upper, lower, upper, lower, dst secara cepat. Sehingga akan tampak normal (kecuali di montior progressive).


Yang menjadi masalah adalah field satu itu upper atau lower. Kalau field 1 adalah upper, berarti field 2 adalah lower. Kalau field 1 adalah lower, berarti field 2 adalah upper. Inilah yang dimaksud field dominance.

Kalau menggunakan source progressive (misalnya dari DSLR atau Mirrorless), tidak jadi masalah memilih upper atau lower di sequence setting. Yang sering menimbulkan masalah adalah yang source-nya sudah ber-interlaced (misalnya hasil capture dari miniDV atau DV Cam).

Field dominance di source dan sequence harus sama. Kalau tidak, gambar akan tampak bergetar atau berbayang. 

(Kalau tidak percaya, coba tonton beberapa program TV di beberapa stasiun televisi! Masih banyak tayangan yang seperti ini. Heran.. kenapa lolos QC? )


Untuk kamu yang kerja di TV.. ini rumusnya! Semua format video yang memiliki mode interlaced adalah Upper, kecuali DV. Yap, DV PAL pasti selalu lower. Selainnya adalah Upper. Bahkan di software converter MPEG Streamclip ada peringatannya.

mpeg streamclip field dominance

Format-format Video yang Memiliki Interlaced
Ingat.. format video bukan sekedar menetukan file: mp4, mov, avi, dan sejenisnya. Tapi yang dimaksud format video adalah karakteristik apa saja yang ada dalam video, seperti codec, frame rate, frame size, dll. Termasuk apakah video itu memiliki interlace atau tidak. (Bagi yang tidak paham format, sebaiknya baca dulu artikel Tentang Codec)

Mengetahui format yang benar penting ketika melakukan setting kamera, setting project di software editing, dan setting di software converter. Cara mengetahui interlaced dan progressive dalam format video gampang! Kalau ada huruf ‘i’ itu artinya interlaced. Sedangkan ‘p’ adalah progressive. Seperti dalam format HD.. 1080i adalah interlaced, sedangkan 1080p adalah progressive.

Interlace progressive sestting

pmw format
Kamu harus tahu juga bahwa semua format yang ada dalam kategori MPEG-4 seperti h.264 adalah progressive. Sedangkan semua format yang ada dalam kategori MPEG-2 bisa interlaced bisa progressive. (kalau kamu belum paham MPEG-2 dan MPEG-4, baca lagi artikel Tentang Codec)

Foto, Gambar, dan Grafis Dalam Interlaced
Video progressive (tidak ber-interlaced), tidak akan menimbulkan masalah ketika digunakan dalam sequence editing interlaced. Tapi gambar diam (foto, logo, grafis, dll) lain cerita. Hati-hati! Gambar itu kemungkinan akan tampak bergetar atau flicker kalau kamu menggerakkannya di software editing.

(Ingat.. getaran ini tidak akan tampak di monitor komputer. Kamu harus melihatnya di TV)

Itu terjadi karena gambar hanya terdiri dari satu frame (dan sudah pasti progressive). Software editing tidak terlalu baik dalam ‘menggerakan’ gambar yang pada dasarnya diam. Karena dari frame ke frame, objeknya tidak berubah sama sekali (kecuali hanya posisinya saja ketika digerakkan oleh keyframe). Sementara dalam mode interlaced, field 1 dan field 2 saling bersusulan. Maka akan tampak seolah-olah gambar itu maju mundur (bergetar).

Ada beberapa teknik untuk menghindarinya:

  1. Kalau gambar itu Kamu buat di Photoshop, Illustrator, dan sejenisnya.. berikan filter De-Interlace sebelum digunakan di software editing.
  2. Atau Kamu juga bisa memberikan filter De-Interlace pada gambar itu di software editing.
  3. Kalau kamu mau menggerakkan gambar-gambar itu (termasuk teks) supaya halus, sebaiknya gerakkan di After Effects, setelah itu kamu bisa menggunakannya di software editing.


Filter De-Interlace di Photoshop
Filter De-Interlace di FCP 7
Untuk Premiere, Kamu bisa memberikan De-Interlace dengan cara meng-klik kanan klip yang ada di timeline, lalu pilih Field Option dan pilih Always Deinterlace.

De-Interlace di Premiere

Kesimpulannya
Interlaced dan Progressive bukanlah persoalan sepele. Terutama buat Kamu yang memproduksi tayangan untuk TV (TV Commercial, program TV, Videoklip, dll).

Catat selalu:

  1. TV selalu dibroadcast dalam mode intelace (setidaknya sebelum TV Digital resmi digunakan)
  2. Video ber-interlaced akan tampak bergaris di monitor komputer, tapi normal di TV
  3. Untuk selain tayang di TV, gunakan progressive
  4. Pastikan setting Upper dan Lower benar untuk sequence interlaced
  5. Foto, logo, grafis.. pastikan diberi filter De-Interlace sebelum digunakan di sequence interlaced
  6. Kalau artikel ini belum cukup menjelaskan.. kunjungi situs ini yang membedah seluk beluk interlaced
Sebelum kami memposting  ulang tulisan ini, kami menelaah sejauh mana tulisan dari www.rumaheditor.com ini ditulis. Sebelum itu kami mohon ijin berbagi tulisan ini kepada komunitas blogger kami, sebagai bentuk berbagi pengetahuan yang cukup penting. Terima kasih sebelumnya kami ucapkan. Salam


Sumber : http://rumaheditor.com/interlace-progressive/
AUTHOR: DANI NURDIMAN | March 12, 2016

Kamu tertarik dengan dunia BROADCAST TV, FILMMAKING, CONTENT CREATORS, MULTIMEDIA, dari kami?
Klik Subscribe untuk update !